Thank You, India! Harga CPO 'Terbang', Indonesia Ikutan Happy

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
29 November 2020 09:15
Kuli Angkut Pekerja Sawit di Tengah Turunnya Nilai Ekspor CPO
Foto: Pekerja mengangkut hasil panen kelapa Sawit di kebun Cimulang, Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/3). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (CPO) bergerak naik sepanjang pekan ini. Namun kenaikannya tidak setajam minyak mentah atau batu bara.

Minggu ini, harga CPO di bursa Malaysia naik 1,52% secara point-to-point. Harga komoditas ini sudah di atas MYR 3.300/ton.

Meski naik, tetapi harga CPO tidak sebaik dua komoditas utama lainnya. Sepanjang pekan lalu, harga minyak mentah naik di kisaran 7,8%. Sementara harga batu bara melesat 5% lebih.

Kenaikan harga CPO pekan in tidak lepas dari perkembangan di India. Permintaan CPO di Negeri Anak Benua diperkirakan naik setelah pemerintah menurunkan tarif bea masuk.

India, yang merupakan importir CPO terbesar di dunia, memotong tarif bea masuk dari 37,5% menjadi 27,5% sebagai upaya pengendalian inflasi. Pada Oktober, inflasi makanan di India tercatat 10,16% secara year-on-year (YoY), tertinggi sejak April.

Sudhakar Desai, Presiden Indian Vegetable Oil Producers Association (VPA), memperkirakan permintaan CPO di negaranya bisa melonjak hingga 100.000 ton per bulan dengan kebijakan tersebut. Sebab, impor CPO akan lebih murah ketimbang produk pesaingnya.

"Pemangkasan ini membuat CPO lebih kompetitif. Kami cukup membayar bea masuk 7,5% lebih murah dibandingkan impor minyak kedelai atau biji bunga matahari," kata Desai, sebagaimana diwartakan Reuters. Sebagai informasi, tarif bea masuk untuk minyak kedelai dan biji bunga matahari di India adalah 35%.

Sandepp Bajoria, CEO Sunvin Group, menghitung bea masuk CPO akan menjadi US$ 225 ton lebih murah ketimbang. Ini bisa memancing dunia usaha untuk mengimpor CPO lebih banyak.

Kenaikan harga CPO dan permintaan India akan berdampak positif bagi Indonesia. Sebab, CPO adalah salah satu komoditas andalan ekspor Tanah Air.

Pada Januari-Oktober 2020, nilai ekspor lemak dan minyak hewan/nabati (yang didominasi CPO) mencapai US$ 15,75 miliar. Jumlah ini setara dengan 12,6% dari total ekspor non-migas yang sebesar US$ 125 miliar, menduduki peringkat pertama.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular