Thank You, India! Harga CPO 'Terbang', Indonesia Ikutan Happy

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
29 November 2020 09:15
Melihat Panen Kelapa Sawit di Perkebunan Cimulang Bogor
Foto: Panen tandan buah segar kelapa sawit di kebun Cimulang, Candali, Bogor, Jawa Barat (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Sudhakar Desai, Presiden Indian Vegetable Oil Producers Association (VPA), memperkirakan permintaan CPO di negaranya bisa melonjak hingga 100.000 ton per bulan dengan kebijakan tersebut. Sebab, impor CPO akan lebih murah ketimbang produk pesaingnya.

"Pemangkasan ini membuat CPO lebih kompetitif. Kami cukup membayar bea masuk 7,5% lebih murah dibandingkan impor minyak kedelai atau biji bunga matahari," kata Desai, sebagaimana diwartakan Reuters. Sebagai informasi, tarif bea masuk untuk minyak kedelai dan biji bunga matahari di India adalah 35%.

Sandepp Bajoria, CEO Sunvin Group, menghitung bea masuk CPO akan menjadi US$ 225 ton lebih murah ketimbang. Ini bisa memancing dunia usaha untuk mengimpor CPO lebih banyak.

Kenaikan harga CPO dan permintaan India akan berdampak positif bagi Indonesia. Sebab, CPO adalah salah satu komoditas andalan ekspor Tanah Air.

Pada Januari-Oktober 2020, nilai ekspor lemak dan minyak hewan/nabati (yang didominasi CPO) mencapai US$ 15,75 miliar. Jumlah ini setara dengan 12,6% dari total ekspor non-migas yang sebesar US$ 125 miliar, menduduki peringkat pertama.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular