Lanjut Cuan! Harga Minyak Sawit Meroket 5% Lebih Pekan Ini

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
08 November 2020 09:55
Menteri ESDM Ignasius Jonan melepas road test B30 di gedung KESDM, Jakarta, Kamis (13/6). B30 akan menggantikan pemakaian BBM impor sebesar 55 juta barel. B30 akan menggantikan pemakaian BBM impor sebesar 55 juta barel. Menteri ESDM Ignasius Jonan didampingi Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar, me-launching Road Test Penggunaan Bahan Bakar B30 (campuran biodiesel 30% pada bahan bakar solar) pada kendaraan bermesin diesel. Launching Road Test B30 ditandai dengan pelepasan keberangkatan 3 unit truk dan 8 unit kendaraan penumpang berbahan bakar B30 yang masing-masing akan menempuh jarak 40 ribu dan 50 ribu kilometer. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Launching Bahan Bakar B 30 (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (CPO) melonjak sepanjang pekan ini (2-6 November). Penurunan pasokan dan kenaikan harga minyak menjadi pendongrak harga komoditas ini.

Sepanjang pekan ini, harga CPO di bursa Malaysia melonjak 5,64% secara point-to-point. Harga mulai stabil di kisaran MYR 3.000/ton.

Penurunan pasokan menjadi faktor yang membuat harga CPO bergerak ke utara. Survei Reuters memperkirakan stok CPO Malaysia pada Oktober turun 9,8% dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 1,56 juta ton. Ini adalah yang terendah sejak Juni 2017.

"Hujan lebat mengganggu aktivitas panen. Selain itu, jumlah pekerja yang aktif di lapangan berkurang karena pembatasan akibat pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Ini yang membuat produksi berkurang," kata Sathia Varqa, Co-Founder Palm Oil Analytics yang berbasis di Singapura, seperti dikutip dari Reuters.

Selain itu, kenaikan harga CPO juga disebabka oleh lonjakan harga minyak bumi. Pekan ini, harga minyak jenis brent melesat 5,87% secara point-to-point. Dalam periode yang sama, harga minyak jenis light sweet bertambah 3,77%.

Saat minyak semakin mahal, maka minat terhadap produk substitusinya diharapkan meningkat. CPO adalah salah satu produk substitusi minyak, karena CPO bisa digunakan sebagai bahan bakar. Ada harapan permintaan bahan bakar nabati meningkat ketika harga bahan bakar fosil kian mahal.

Seperti halnya batu bara, kenaikan harga CPO juga berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia. Sebab, CPO adalah komoditas andalan ekspor Indonesia.

Pada januari-Agustus 2020, nilai ekpor CPO Indonesia mencapai US$ 10,78 miliar. Melonjak 11,01% dibandingkan periode yang sama pekan lalu dan menempati posisi pertama produk unggulan ekspor Tanah Air.

coalSumber: Badan Pusat Statistik

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Angin Surga Berhembus dari Malaysia, Harga CPO Lompat 2%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular