Berdarah-darah Efek Corona, Gaji Karyawan Matahari 100% Pulih

Monica Wareza, CNBC Indonesia
27 November 2020 19:15
Matahari Departement Store. (Dok. DetikCom/Sylke Febrina Laucereno)
Foto: Matahari Departement Store. (Dok. DetikCom/Sylke Febrina Laucereno)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten ritel Grup Lippo,PT Matahari Department Store Tbk (LPPF)menyebutkan telah memulihkan 100% gaji karyawannya per awal Novemberini.

Kebijakan ini diambil manajemen perusahaan kendati penjualan perusahaan masih lebih rendah dibanding dengan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) DKI diterapkan kembali pada September lalu.

Berdasarkan bahan paparan LPPFyang disampaikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat ini (27/11/2020), pulihnya gaji karyawan ini dilakukan setelah pemotongan gaji di dua kuartal sebelumnya.

Perusahaan menyebutkan juga membayarkan THR yang tak dibayarkan pada lebaran tahun lalu dan dibayarkan pada awal bulan ini.

"Gaji telah dikembalikan 100% mulai 1 November 2020. Tunjangan tambahan juga akan diberikan pada kuartal keempat untuk mengembalikan pengorbanan karyawan selama kuartal 2 dan 3," tulis manajemen LPPF, dikutip Jumat (27/11/2020).

Tunjangan tambahan yang dimaksud perusahaan adalah untuk pencadangan pembayaran ke depannya atas pengurangan gaji di bulan-bulan sebelumnya.

Selain menaikkan kembali gaji, manajemen perusahaan menargetkan untuk bisa menurunkan nilai pinjaman bank ke posisi Rp 1,1 triliun-Rp 1,2 triliun pada akhir tahun.

Pada akhir September lalu nilai pinjaman bank ini mencapai Rp 1,44 triliun dengan seluruh pinjaman ini dilakukan di tahun ini.

Dari sisi beban, diperkirakan hingga akhir tahun, akan terjadi penurunan persediaan ke angka Rp 1,1 triliun. Perusahaan cukup optimistis dengan penurunan ini karena posisi saat ini pos ini telah turun ke Rp 1,2 triliun.

"Masuk ke semester pertama 2021 akan menjadi tantangan utama perusahaan yang mengakibatkan terjadinya volatilitas margin. Fokus saat ini adalah persediaan yang masih cukup rendah pergerakannya," tulis manajemen.

Untuk tahun depan, perusahaan menyebutkan juga tidak akan melanjutkan kerja sama dengan tujuh brand. Nilai dari inventori yang ada saat ini mencapai Rp 165 miliar dan direncanakan untuk dilikuidasi pada pertengahan tahun depan.

Seperti diketahui, sepanjang tahun ini perusahaan telah menutup tujuh gerai format besar dan seluruh gerai khusus ditutup. Sebelumnya diperkirakan sampai akhir tahun masih akan ada tiga gerai lainnya yang akan ditutup sampai akhir tahun. Namun dalam paparan terbarunya, perusahaan menyebut akan kembali menutup enam gerainya.

Penutupan ini dilakukan sejalan dengan kinerja perusahaan yang cukup berat tahun ini.

Sepanjang 9 bulan tahun ini perusahaan membukukan rugi bersih senilai Rp 616,60 miliar. Nilai ini berbanding terbalik dengan periode akhir September 2019 dimana perusahaan masih mengantongi keuntungan senilai Rp 1,18 triliun.

Pendapatan perusahaan pun terjun bebas 57,49% secara year-on-year (YoY) dengan posisi di akhir kuartal III-2020 senilai Rp 3,32 triliun. Jumlah ini jauh sekali di bawah pendapatan di periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 7,82 triliun.

Turunnya pendapatan ini paling dalam terjadi pada penjualan eceran yang turun menjadi Rp 2,13 triliun dari sebelumnya Rp 5,02 triliun di periode tersebut.

Manajemen perusahaan menyebutkan, penurunan kinerja yang signifikan ini setelah setelah diberlakukannya kembali PSBBdi Jakarta sehingga perusahaan terpaksa membatasi kembali bisnisnya di wilayah ini. Padahal kinerja perusahaan disebutkan sudah mulai pulih secara stabil sejak Juli, hingga pertengahan September.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jadi 'Korban' Corona, Matahari Catat Rugi Semester I Rp 358 M

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular