
Detik-detik Batu Bara ke US$ 70, Pantas Sahamnya Pesta Pora

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga kontrak batu bara termal Newcastle terus mencatatkan performa yang ciamik. Harga kontrak batu legam itu kini sudah semakin dekat dengan level US$ 70/ton.
Pada perdagangan Rabu (25/11/2020), harga kontrak Newcastle ditutup menguat 0,74% ke US$69,4/ton. Ini menjadi harga tertinggi sejak 30 Maret lalu. Secara month to date, harga komoditas ini telah naik 17,13%.
Di tengah isu negatif bahwa China memboikot produk batu bara Australia, Indonesia justru mendapat kabar yang menggembirakan. Kemarin dikabarkan China diperkirakan akan membeli batu bara Indonesia senilai US$ 1,47 miliar atau sekitar Rp 20,6 triliun (asumsi kurs Rp 14.100 per US$) pada 2021.
Hal tersebut berdasarkan Nota Kesepahaman (MoU) antara Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) dengan China Coal Transportation and Distribution yang ditandatangani pada hari ini, Rabu (25/11/2020).
"Kami harapkan adanya peningkatan ekspor batu bara ke China sekitar 200 juta ton di tahun mendatang," ungkap APBI dalam keterangan resminya pada hari ini, Rabu (25/11/2020), dikutip dari Reuters.
Namun demikian, jumlah ekspor batu bara ke China tersebut akan dikaji ulang setiap tahunnya.
Hal tersebut dibenarkan oleh Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia kepada CNBC Indonesia. Dia mengakui ada penandatanganan MoU antara APBI dengan China Coal Transportation and Distribution hari ini.
"Iya benar ada tadi signing MoU," ungkapnya tanpa menjelaskan lebih rinci.
Indonesia yang merupakan negara pengekspor batu bara thermal (thermal coal) terbesar di dunia bahkan melakukan promosi penjualan batu bara melalui jalur diplomatik ke kawasan Asia Tenggara seperti Vietnam seiring dengan menurunnya ekspor ke China.
Menambah sentimen positif bagi harga batu bara adalah kenaikan harga minyak sepanjang bulan ini yang mencapai 30%. Minyak dan batu bara merupakan komoditas energi primer.
Adanya kabar baik terkait perkembangan vaksin Covid-19 juga memberikan tenaga bagi kenaikan harga sumber energi primer ini karena adanya optimisme perekonomian akan pulih meski jalan menuju vaksinasi masih sangatlah panjang.
Tenaga terakhir yang juga membuat harga batu bara melesat sepanjang November adalah perbaikan fundamental di pasar batu bara lintas laut (seaborne) kawasan Asia Pasifik.
Data aliran batu bara Refintiv memperkirakan bahwa impor batubara India (batu bara metalurgi dan termal) untuk bulan Oktober adalah 18,2 juta metrik ton. Ini adalah penghitungan bulanan tertinggi sejak Februari 2020, dan hampir dua kali lipat aliran bulanan dari Juni 2020 yang hanya 9,1mt.
Impor Oktober 2020 20% lebih tinggi dari Oktober tahun lalu. Impor batu bara bulan lalu tercatat sebesar 15,2 juta ton. Pemulihan dalam impor batu bara India, yang termasuk dorongan tambahan dari restocking, telah menjadi faktor utama yang mendukung pemulihan harga batu bara lintas laut (seaborne).
Naiknya harga batu bara juga turut berdampak pada apresiasi saham-saham tambang batu bara di Tanah Air belakangan ini. Secara week to date, saham PT Indo Tambang Raya Megah Tbk (ITMG) naik 14,3%, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) melesat 10,7% dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) terapresiasi 7,31%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sah! Harga Batu Bara Tembus US$ 70/Ton