
Gelombang Aksi Ambil Untung Membuat Harga SBN Ditutup Mixed

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) pada Rabu (25/11/2020) ditutup bervariasi, di tengah aksi profit taking pasar saham Asia dan Indonesia, walaupun sentimen positif masih hadir di pasar keuangan global.
SBN tenor 1 tahun, 5 tahun dan 15 tahun mengalami pelemahan harga, sedangkan SBN dengan tenor 10 tahun, 20 tahun dan 30 tahun menguat.
Imbal hasil (yield) SBN dengan tenor 1 tahun naik 1,1 basis poin ke level 3,975%, kemudian yield SBN tenor 5 tahun menguat 0,2 basis poin ke 5,225% dan yield SBN berjatuh tempo 15 tahun naik 0,7 basis poin ke 6,709%. Sedangkan sisanya mengalami pelemahan yield.
Sementara itu, yield SBN dengan tenor 10 tahun yang merupakan acuan yield obligasi negara turun 0,8 basis poin ke level 6,226% pada hari ini. Yield berlawanan arah dari harga, sehingga penurunan yield menunjukkan harga obligasi yang naik. Demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Harga SBN ditutup bervariasi karena investor mulai melakukan aksi ambil untung dan pasar juga merespons beragam terkait mulainya masa transisi transisi politik di Negeri Sam (Amerika Serikat/AS).
Murphy menyatakan keputusan untuk menindaklanjuti kemenangan Biden berminggu-minggu setelah pemilihan presiden (pilpres) pada 3 November. Presiden AS Donald Trump dalam cuitannya mengaku bahwa dia menyetujui langkah itu meski masih "berjuang habis-habisan".
Keputusan Biden yang menunjuk mantan Ketua The Fed Janet Yellen untuk menjadi Menteri Keuangan juga mendorong sentimen positif di kalangan investor. Jika Senat menyetujui, Yellen akan menjadi perempuan pertama yang menduduki jabatan tersebut di AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aksi Ambil Untung di SBN Mulai Mereda, Harga SBN Menguat Lagi