Sentimen Positif Datang dari Barat, Harga SBN Kompak Menguat

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
24 November 2020 17:39
Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) pada Selasa (24/11/2020) kompak ditutup menguat, menyambut kabar vaksin virus corona (Covid-19) AstraZeneca yang membuahkan hasil memuaskan dan mulai berlangsungnya transisi politik di Amerika Serikat (AS).

Seluruh tenor SBN hari ini ramai dikoleksi oleh investor, ditandai dengan imbal hasil (yield) yang kompak mengalami penurunan yield. Yield SBN dengan tenor 10 tahun yang merupakan acuan yield obligasi negara turun 0,5 basis poin ke level 6,234% pada hari ini.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga penurunan yield menunjukkan harga obligasi yang naik. Demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Harga SBN kembali menguat setelah kabar positif dari vaksin Covid-19 AstraZeneca yang juga membuahkan hasil memuaskan dan mulai berlangsungnya transisi politik di Amerika Serikat (AS).

Sebelumnya, perusahaan farmasi asal Inggris AstraZeneca dan Universitas Oxford mengatakan mereka akan meminta persetujuan peraturan untuk vaksin virus Covid-19, setelah menunjukkan efektivitas hingga 90%.

Berita ini muncul setelah pengumuman serupa oleh Pfizer dengan BioNTech dan Moderna pekan lalu, meski jumlah kasus baru di AS terus meningkat dan mendorong karantina wilayah (lockdown) di beberapa negara bagian.

"Ada kabar baik seputar vaksin virus corona, dan ini membangun rasa antusias. Memang vaksin belum bisa dinikmati esok hari, masih butuh waktu setidaknya sebulan," kata Peter Cardillo, Chief Market Economist Spartan Capital Securites yang berbasis di New York, seperti dikutip dari Reuters.

Selain perkembangan vaksin, Presiden AS terpilih Joseph 'Joe' Biden, yang menunjuk mantan ketua The Federal Reserve (The Fed), Janet Yellen, sebagai menteri keuangan juga disambut baik oleh pelaku pasar.

Pelaku pasar percaya wanita yang kini berusia 74 tahun tersebut akan fokus membenahi perekonomian, dan tidak terlibat masalah politik. Selain itu, Yellen juga diperkirakan tidak akan membuat regulasi baru untuk perbankan, yang sebelumnya membuat pelaku pasar cemas.

Yellen merupakan ketua The Fed wanita pertama, dan juga akan menjadi menteri keuangan wanita pertama di AS. Penunjukan Yellen tersebut memberikan hawa positif di pasar keuangan global maupun domestik.

Sementara itu, kabar baik lain datang dari, Donald Trump yang akhirnya membuka pintu transisi kepada Presiden AS terpilih Joe Biden. Administrasi Layanan Umum (GSA) AS akhirnya membuka sumber daya federal untuk transisi setelah pemblokiran berminggu-minggu, Senin (23/11/2020) malam waktu setempat.

Hal ini merupakan kejutan besar. Trump pun, yang masih menolak kemenangan Biden, mengakui sudah waktunya GSA "melakukan apa yang perlu dilakukan".

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aksi Ambil Untung di SBN Mulai Mereda, Harga SBN Menguat Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular