
Maaf Resesi Belum Pergi, Ekonomi Singapura -5,8%

Jakarta, CNBC Indonesia - Resesi belum pergi dari Singapura. Kementerian perdagangan dan industri negeri kota itu mencatat produk domestik bruto (PDB) masih negatif, -5,8% year-on-year (yoy) pada kuartal III (Q3) 2020.
Meski demikian, data resmi yang dikeluarkan Senin (23/11/2020) menunjukkan adanya sedikit perbaikan di Negeri Singa. Pelonggaran penguncian terkait Covid-19 membuat ekonomi deikit menggeliat.
"Kinerja ekonomi Singapura yang membaik didukung oleh dimulainya kembali aktivitas secara bertahap pada kuartal ketiga setelah Circuit Breaker yang diterapkan mulai 7 April hingga 1 Juni 2020, serta rebound aktivitas di negara-negara ekonomi utama selama kuartal tersebut saat mereka keluar dari (aturan) penguncian," kata kementerian, dikutip dari CNBC.
Circuit Breaker mengacu pada tindakan penguncian parsial negara yang bertujuan untuk menahan penyebaran virus corona. Singapura mulai mencabut beberapa batasan sejak awal Juni, dengan beberapa ketentuan tetap wajib dilakukan, seperti wajib memakai masker dan topi pada pertemuan.
Sektor manufaktur tumbuh 10%. Tetapi aktivitas konstruksi menyusut sebesar 46,6%. Sektor jasa, sektor keuangan dan asuransi tumbuh 3,2%. Sementara transportasi dan penyimpanan mengalami kontraksi sebesar 29,6%.
Pemerintah sempat memperkirakan penurunan PDB sebesar 7% di Q3 ini. Sementara para analis memperkirakan kontraksi 5,4%.
Sebelumnya di basis yang sama, ekonomi Singapura di Q2 2020 -13,3%. Sedangkan di Q1 2020 -0,3%.
Sementara itu, di sepanjang 2020 ini, pemerintah meramal PDB akan -6,5% hingga -6%. Ini adalah evaluasi terbaru dari ramalam sebelumnya -5% hingga -7%.
Singapura baru akan tumbuh positif tahun depan. PDB diramal antara 4% hingga 6% di 2021.
"Pemulihan ekonomi Singapura di tahun depan diperkirakan akan bertahap, dan akan sangat bergantung pada bagaimana kinerja ekonomi global dan apakah Singapura dapat terus mengendalikan situasi Covid-19 domestik," tambah kementerian.
Singapura kini memiliki 58.160 kasus positif. Menurut data Worldometers, ada 28 kasus kematian, dan 58.067 pasien berhasil sembuh.
(sef/sef) Next Article 'Hantu' Resesi Resmi Menyerang Singapura