
Deretan Senjata Bank Mega Raih Gelar The Most Profitable Bank

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Mega Tbk berhasil meraih CNBC Indonesia Award: The Most Inspiring Banks untuk kategori The Most Profitable Bank.
Penghargaan ini diberikan kepada Bank Mega karena berhasil mencatatkan pertumbuhan laba yang signifikan di tengah pandemi Covid-19 yang membuat bank lain mencatatkan penurunan laba.
Digelar secara virtual, penganugerahan penghargaan ini diterima oleh Direktur Utama Bank Mega, Kostaman Thayib, Jumat (20/11/2020).
Dalam sambutannya, Direktur Utama Bank Mega, Kostaman Thayib menegaskan, krisis itu mempunyai dua arti, bahaya atau peluang. Menurutnya, masa krisis yang bisa diantisipasi dengan benar dan ditindaklanjuti dengan tepat, akan menciptakan peluang.
"Sebaliknya, akan mengakibatkan bahaya kerugian besar. Berbagai kejadian krisis selama ini, Bank Mega terbukti bisa mengantisipasi perubahan yang terjadi dengan benar. Dengan krisis ini, Bank Mega manfaatkan peluang yang ada untuk semakin meningkatkan laba," ujarnya.
Dia juga menyebut, Bank Mega memiliki lima strategi untuk tetap bisa bertahan. Pertama, memanfaatkan ekosistem CT Corpora untuk meningkatkan volume usaha. Strategi berikutnya adalah menciptakan layanan baru serta aktif melakukan transformasi digital dan otomasi proses. Ketiga, meningkatkan kenyamanan layanan, mitigasi risiko dan efisiensi.
"Keempat, Bank Mega berusaha meningkatkan volume kredit untuk meningkatkan pendapatan bunga dan meningkatkan Dana Pihak Ketiga (DPK) serta menurunkan cost of fund," tegasnya.
"Strategi terakhir Bank Mega adalah meningkatkan fee based income," imbuhnya.
Selain strategi, ada hal yang dimiliki Bank Mega, namun tidak dimiliki oleh bank lain. Hal ini terkait dengan Bank Mega yang berada di bawah naungan perusahaan besar.
"Kita semua sudah mengetahui, Bank Mega adalah bagian dari CT Corpora, keunggulan adalah ekosistem itu sendiri," ujarnya.
Ekosistem tersebut memiliki ratusan juta pelanggan dari berbagai unit usaha ritel yang bisa dimanfaatkan oleh Bank Mega. Sinergi inilah yang menjadi kuncian Bank Mega, yang tidak dimiliki oleh bank lainnya.
"Sinergi ini, menjadi competitive advantages yang tidak dimiliki bank lain. Sinergi ini memberikan keuntungan yang melakukan transaksi di unit usaha di ekosistem tersebut," tuturnya.
Informasi saja, Bank Mega mengantongi laba bersih sebesar Rp 1,76 triliun untuk periode Januari-September 2020, melesat 27,76% secara year on year, di kala bank lain mengalami penurunan laba. Pertumbuhan ini jauh di atas pertumbuhan laba perbankan per September yang tercatat minus 27,6%.
Peningkatan laba tersebut merupakan kombinasi strategi dalam meningkatkan pendapatan, baik pendapatan bunga maupun fee based income, dan menurunkan biaya, baik biaya bunga dan biaya operasional.
Lebih rinci, peningkatan laba Bank Mega ditopang oleh pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang menembus Rp 2,97 triliun, naik Rp 227 miliar atau 8,3% dibandingkan dengan setahun sebelumnya.
Sementara itu, fee based income (FBI) Bank Mega tumbuh 3,1% atau Rp 49 miliar menjadi Rp 1,64 triliun.
Selanjutnya pada periode yang sama biaya operasional Bank Mega turun 8,9% menjadi Rp 2,38 triliun. Adapun cost of fund, turun dari 5,91% pada September 2019 menjadi 5,11% pada September 2020.
Berikutnya penyaluran kredit Bank Mega menembus Rp 50,5 triliun pada akhir Kuartal III-2020, atau tumbuh 4,7% dibandingkan setahun sebelumnya. Pertumbuhan ini jauh melampaui industri perbankan yang tercatat hanya 0,12%.
Dana pihak ketiga (DPK) bertambah Rp 10,3 triliun atau 15,6% menjadi Rp 76,3 triliun. Pertumbuhan ini juga melampaui rata-rata perbankan nasional yang tercatat 12,88%.
Adapun total aset Bank Mega akhir September 2020 tercatat Rp 103,8 triliun, naik 18,2% dibandingkan setahun sebelumnya.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lampaui Industri, Begini Kinerja Bank Mega di 2020