
Investor Bingung, Rupiah Limbung! Melemah Dulu Ah...

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di perdagangan pasar spot hari ini. Rupiah terombang-ambing di antara sentimen positif dan negatif, yang membuat pelaku pasar bimbang menentukan sikap.
Pada Senin (23/11/2020), US$ 1 setara dengan Rp 14.140 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat tipis 0,07% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Namun tidak lama kemudian rupiah berbalik merah. Pada pukul 09:05 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.140 di mana rupiah terdepresiasi 0,07%.
Sepanjang minggu kemarin, kurs rupiah terhadap dolar AS stagnan secara point-to-point. Mengawali pekan di Rp 14.150/US$, mata uang Ibu Pertiwi mengakhirinya di posisi yang sama.
Seperti pekan lalu, kegamangan investor rasanya masih terasa. Ada sentimen positif yang menaungi pasar, tetapi ada pula sentimen negatif yang membuat investor galau.
Kabar baiknya, Pfizer telah resmi mengajukan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA) terhadap vaksin anti-virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang mereka kembangkan kepada otoritas pengawas obat dan makanan AS (US FDA). Ini adalah proposal izin EUA pertama yang diajukan ke FDA.
Hasil uji coba akhir vaksin Pfizer dan BioNTech menunjukkan tingkat efektivitas mencapai 95%. Tidak ada efek samping yang signifikan selama pelaksanaan uji coba.
"Pengajuan izin ini menandakan pencapaian baru dalam usaha kami mengantarkan vaksin Covid-19 kepada dunia. Kami sudah memiliki gambaran yang lebih lengkap tentang keamanan vaksin ini," kata CEO Pfizer Albert Bourla, sebagaimana diwartakan Reuters.
FDA belum bisa berkomentar kapan EUA bisa diberikan. Namun yang jelas FDA akan mengadakan rapat pleno pada 10 Desember 2020 di mana para anggota akan membahas penggunaan vaksin. Alex Azar, Menteri Kesehatan AS, memperkirakan izin EUA akan keluar pada pertengahan Desember.
"Jika datanya solid, maka dalam hitungan minggu izin bisa keluar terhadap vaksin yang memiliki efektivitas 95%," ungkap Azar dalam wawancara dengan CBS, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Kabar ini kemungkinan bakal membuat pasar kembali bergairah. Lagi-lagi datang harapan bahwa hidup bisa normal kembali, bebas dari belenggu dan rasa takut akibat virus corona. Miliaran penduduk dunia bisa beraktivitas dengan normal, roda ekonomi bergerak lancar, lapangan kerja tercipta, pengangguran dan kemiskinan bisa ditekan. Tak ada lagi resesi...
