
Investor Juga Manusia! Sudah Cuan Gede, Rupiah Dijual-jualin

Sejumlah negara pun menempuh upaya yang lebih tegas untuk membendung penyebaran virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China itu. Pemerintah Kota Tokyo berencana untuk menaikkan status darurat ke level empat, level tertinggi. Jika ini diterapkan, maka jam kerja di perkantoran wajib dikurangi.
Kemudian di Negara Bagian Iowa, pemerintah setempat memperketat aktivitas kumpul-kumpul warga. Seluruh aktivitas berkumpul di dalam ruangan hanya boleh dihadiri maksimal 15 orang, sementara di luar ruangan paling banyak 30 orang. Bar dan restoran wajib tutup pukul 22:00. Warga yang keluar rumah wajib memakai masker jika bepergian ke tempat yang dirasa tidak bisa menjaga jarak.
"Tidak ada yang mau melakukan ini. Namun kalau warga Iowa tidak patuh, maka kita akan kalah. Bisa-bisa nanti seluruh tempat usaha akan tutup sementara, sekolah kembali harus belajar online, layanan kesehatan tumbang, dan lebih banyak nyawa akan melayang," tegas Kim Reynolds, Gubernur Iowa dari Partai Republik, seperti dikutip dari Reuters.
Bayang-bayang karantina wilayah (lockdown) yang sempat pergi kini kembali menghantui. Tentu masih segar dalam ingatan bagaimana lockdown pada kuartal II-2020 membuat ekonomi dunia nyaris lumpuh total dan membuat banyak negara jatuh ke jurang resesi.
Sepanjang belum ada vaksin anti-virus corona, maka pemerintah akan terus menjalankan kebijakan buka-tutup. Saat kasus berhasil ditekan, aktivitas publik akan dibuka secara bertahap. Namun begitu ada lonjakan lagi, terpaksa ditutup kembali.
"Jadi sentimen yang beredar akan bergantian, vaksin vs virus, bolak-balik begitu. Ini akan terus terjadi sampai vaksin benar-benar datang," kata Joseph Sroka, Chief investment Officer di NovaPoint yang berbasis di Atlanta, sebagaimana diwartakan Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
