Rupiah Bisa Menguat Sampai Rp 13.800-an/US$? Why Not!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
17 November 2020 14:52
rupiah, bi
Ilustrasi Rupiah REUTERS/Willy Kurniawan

Tidak hanya dari sektor riil, keperkasaan rupiah juga akan didukung oleh pasar keuangan. Aset-aset di pasar keuangan Indonesia kini sedang menjadi salah satu primadona.

Bank Indonesia (BI) mencatat, sepanjang 9-12 November 2020 investor asing membukukan beli bersih Rp 7,18 triliun di pasar keuangan Indonesia. Terdiri dari beli bersih Rp 4,71 triliun di pasar obligasi pemerintah dan Rp 2,47 triliun di pasar saham.

Di tengah tren suku bunga rendah, terutama di negara-negara maju, investor yang mendambakan cuan tentu mencari tempat baru untuk menanamkan modal. Nah, pasar keuangan Indonesia bisa menjanjikan itu.

Saat ini valuasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang dicerminkan dari Price/Earnings Ratio (P/E) adalah di 17,33 kali. Lebih rendah dibandingkan bursa saham Malaysia (19,46 kali), Thailand (17,96 kali), atau Filipina (21,45 kali). Artinya, ruang IHSG untuk menanjak masih terbuka dan tentu ini cuan buat investor.

Sementara imbal hasil (yield) obligasi pemerintah tenor 10 tahun saat ini adalah 6,231%. Lebih lebih tinggi dibandingkan instrumen serupa di Malaysia (2,67%), Thailand (1,355%), atau Filipina (3,019%).

Per akhir Oktober 2020, kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN) tercatat Rp 954,95 triliun. Naik 2,34% dibandingkan akhir bulan sebelumnya.

"Kepemilikan asing di SBN masih 10% di bawah saat sebelum pandemi (Februari 2020). Kami meyakini bahwa investor asing akan menambah kepemilkannya, sehingga rupiah dan harga obligasi akan menguat lagi," tulis riset Citi.

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular