
Rupiah Bisa Menguat Sampai Rp 13.800-an/US$? Why Not!

So, bagaimana prospek ke depan? Apakah rupiah masih bisa terus menguat?
Kemungkinan ke arah sana cukup besar. Pertama, impor kemungkinan belum akan meningkat signifikan karena ekonomi belum berjalan sesuai kapasitasnya akibat pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Proses produksi masih akan terganggu, permintaan pun tertahan.
Sejak Juli-Oktober 2020, impor selalu terkontraksi (tumbuh negatif) dalam kisaran dua digit. Bahkan kontraksi impor telah terjadi 16 bulan berturut-turut.
"Tren apresiasi rupiah yang signifikan pun sepertinya masih belum mampu mendorong impor tumbuh positif, setidaknya pada November 2020," tulis riset Mirae Asset.
"Ke depan, sepertinya permintaan valas di dalam belum tinggi karena korporasi belum akan meningkatkan belanja modal. Mungkin permintaan valas hanya akan bersifat musiman seperti pembayaran dividen atau utang jatuh tempo, tetapi bukan impor," sebut riset Citi.
Dengan impor yang masih nyungsep, maka kemungkinan neraca perdagangan Indonesa bakal kembali mencatatkan surplus dalam bulan-bulan ke depan. Ini tentu membuka peluang penguatan rupiah lebih lanjut.
