Saat MNC Kurangi Porsi, Lo Kheng Hong Malah Anteng di BMTR

tahir saleh, CNBC Indonesia
17 November 2020 12:08
Hary Tanoe & Lo Kheng Hong/Istimewa
Foto: Hary Tanoe & Lo Kheng Hong/Istimewa

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor saham kawakan Lo Kheng Hong masih setia memegang saham induk bisnis media Grup MNC, yakni PT Global Mediacom Tbk (BMTR) di saat holding Grup MNC yakni PT MNC Investama Tbk (BHIT) justru mengurangi porsi kepemilikan sahamnya.

Mengacu data kepemilikan saham 5% yang dipublikasikan Kustodian Sentral Efek Indonesia (BEI), porsi saham Lo Kong Heng di saham BMTR per 12 November sebanyak 942.184.700 saham atau 5,68%, begitu juga per 13 November juga tetap sama.

Adapun kepemilikan induk Grup MNC yakni BHIT di saham BMTR per 12 November sebanyak 5.585.892.600 atau 35,33%, kemudian pada 13 November porsinya berkurang lagi menjadi 35,24% atau sebanyak 5.844.220.700 saham.

Sebagai perbandingan, pada 27 Agustus, porsi saham Lo Kheng Hong juga sama yakni 5,68%, sementara porsi saham BHIT di BMTR mencapai 6.320.224.100 atau 39,42%.

Sementara itu, pada 28 Juli 2020, saham BHIT di BMTR bahkan mencapai 41,72% atau 6.397.627.800. Saat itu Lo Kheng Hong belum masuk dan masih ada kepemilikan Maybank Kim Eng Sekuritas di BMTR sebesar 5,28% atau 809.436.700 saham.

Artinya sejak 28 Juli hingga 13 November, BHIT sudah menjual saham induk dari PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) ini mencapai 513.407.100 saham. Mengacu harga saham BMTR secara rata-rata pada Selasa ini (17/11/2020), maka asumsi nilai penjualan saham BHIT di BMTR mencapai Rp 127 miliar.

Saham BMTR pada perdagangan sesi I, Selasa ini ditutup naik 5,04% di level Rp 250/saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 54,94 miliar.

Lo Kheng Hong, yang dijuluki Warren Buffet-nya Indonesia, memang membeli saham BMTR, sebagaimana rumor yang ramai diperbincangkan pelaku pasar sejak beberapa bulan lalu.

BMTR adalah induk usaha dari MNCN dan PT MNC Vision Networks Tbk. (IPTV).

Pada 14 Agustus 2020, data pemegang saham yang dipublikasikan KSEI, mencatat Lo membeli sebanyak 942.184.700 saham BMTR atau mewakili sebanyak 6,14% saham dari sebelumnya nihil.

Lo Kheng Hong/IstimewaFoto: Lo Kheng Hong/Istimewa
Lo Kheng Hong/Istimewa

Pembelian itu terbagi atas enam kali tahapan yakni 4.591.700 saham, 6.900.000 saham, 100 saham, 52.845.600 sahan, 177.747.400 saham, dan 700.000.000 saham.

Jika diasumsikan harga rata-rata saham BMTR pada periode Agustus itu di level Rp 214/saham, maka diperkirakan dana yang dikucurkan Lo Kheng bisa mencapai Rp 227 miliar.

"BMTR perusahaan yang bagus, di tengah Pandemi masih bisa membukukan laba Rp 551 miliar," kata Lo Kheng Hong yang juga memegang saham PT Petrosea Tbk (PTRO) ini, kepada CNBC Indonesia, saat itu, Selasa (18/8/2020).

"Valuasi [BMTR] juga murah," jelasnya.

Lo Kheng Hong menjelaskan nilai buku per saham BMTR Rp 744/saham, sementara price earning ratio (PER) BMTR sebanyak 4 kali.

"Saya mempelajari laporan keuangan BMTR, sebelum membeli," katanya sembari memberikan softcopy laporan keuangan BMTR per Juni 2020.

Nilai buku per saham atau Book Value Per Share (BVPS) adalah jumlah rupiah yang menjadi milik tiap-tiap saham dalam modal perusahaan. Book value per share dan pendapatan per saham (Earnings Per Share/EPS) digunakan sebagai salah satu alat pengukuran terhadap kemampuan perusahaan.

Sementara PER adalah rasio harga saham perusahaan terhadap pendapatan per saham perusahaan. PER dihasilkan dari harga saham dibagi laba per saham. Semakin tinggi nilai PER, berarti harga saham perusahaan tersebut semakin mahal, dan sebaliknya.

Mengacu laporan keuangan Juni 2020, BMTR mencetak pendapatan pada semester I-2020 sebesar Rp 5,86 triliun, turun 7,84% dibandingkan pendapatan periode yang sama tahun lalu Rp 6,36 triliun.

Penurunan ini terjadi seiring dengan pendapatan iklan non digital atau iklan konvensional yang turun, padahal lini bisnis ini menjadi kontributor utama perseroan.

Pendapatan yang berasal dari MNCN ini terkoreksi hingga 13,51% secara year on year menjadi Rp 3,20 triliun. Laba bersih BMTR pada semester I-2020 tercatat turun 7,71% menjadi Rp 551,66 miliar dari yang sebelumnya Rp 597,35 miliar.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Emiten Grup MNC Digugat Pailit, Saham BMTR & MNCN Ambles!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular