Roundup

Maybank Siap Ganti Uang Winda, Geger Gagal Bayar Indosterling

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
17 November 2020 08:06
Instagram @winda_lunardi
Foto: Instagram @winda_lunardi

Jakarta, CNBC Indonesia - Laju bursa saham domestik ditutup menguat 0,61% ke level 5.494,87 poin pada perdagangan di awal pekan ini, Senin, (16/11/2020).

Penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tak lain sebagai efek positif dari perkembangan terbaru mengenai vaksin Covid-19 yang mengerek kenaikan bursa saham global.

Hal ini terlihat dari penguatan indeks Dow Jones dan S&P 500 yang menguat pada level level tertinggi sepanjang masa setelah vaksin Moderna Inc. terbukti 94,5% efektif pada uji klinis tahap akhir.

Data perdagangan mencatat, nilai transaksi mencapai Rp 10,02 triliun dengan volume 13,79 miliar unit saham dengan frekuensi sebanyak 805.893 kali. Meski demikian, pelaku pasar asing masih mencatatkan aksi jual bersih senilai Rp 368,78 miliar.

Sebelum memulai perdagangan Selasa (17/11/2020), cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia :

1.Maybank Siap Ganti Uang Winda Rp 22 M, Begini Skemanya

PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) memastikan akan mengganti dana nasabah milik atlet E-sports milik Winda Lunardi dan ibunya senilai Rp 22 miliar yang disalahgunakan oknum pimpinan cabang.

Tommy Hersyaputera, Juru Bicara, Maybank Indonesia mengatakan saat ini perseroan sedang menjajaki beberapa opsi tata cara terkait proses penggantian dana nasabah terdampak, salah satunya melalui upaya mediasi yang didukung oleh Departemen Perlindungan Konsumen, Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Perlu kami sampaikan bahwa, kami tidak pernah berencana untuk menunda penggantian dana Nasabah yang terdampak. Namun, terdapat beberapa hal yang perlu melalui proses investigasi secara menyeluruh," kata Tommy saat dihubungi CNBC Indonesia, Senin (16/11/2020).

Dalam upaya mediasi tersebut, Maybank akan mempersiapkan sejumlah dana pengganti yang dapat dipertanggung-jawabkan. "Hal ini tentunya dilakukan dengan memperhatikan aspek hukum yang berlaku, untuk dipatuhi kedua belah pihak," katanya.

Meski belum menetapkan kapan tepatnya penggantian uang tersebut direalisasikan, sebagai perusahaan terbuka publik, Maybank Indonesia, urai Tommy berkomitmen untuk mematuhi peraturan yang berlaku di industri keuangan. "Ini sebagai bentuk pertanggung-jawaban kami terhadap Nasabah, pemegang saham dan publik," ujarnya.

2.Ngutang MTN Rp 3 T, Ultrajaya Milk Bakal Ngapain?

Emiten konsumer milik taipan Sabana Prawirawidjaja, PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ), bakal menerbitkan surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN) senilai Rp 3 triliun.

Produsen susu Ultramilk, Teh Kotak, Sari Kacang Ijo, dan Sari Asem Asli ini berencana untuk membiayai dan melakukan pengembangan usaha dengan surat utang ini.

Dengan demikian, setelah diterima, dana ini akan digunakan oleh produsen susu kemasan ini untuk keperluan belanja modal (capital expenditure/capex) dan modal kerja. Berdasarkan pemberitahuan yang dirilis perusahaan, MTN ini akan diterbitkan dalam tiga seri yakni 370 hari, 2 tahun dan 3 tahun. Perusahaan mendapatkan peringkat AA- dari Pefindo untuk instrumen ini.

3.12 Tahun Masih Tekor, Smartfren Cetak Rugi Q3 Rp 1,75 T

Emiten telekomunikasi Grup Sinar Mas, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) masih mencatatkan rugi bersih yang kembali naik 6,7% pada 9 bulan tahun ini atau per September, sebesar Rp 1,75 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp 1,64 triliun.

Kerugian ini melanjutkan rugi bersih yang dibukukan pada semester I-2020 sebesar Rp 1,22 triliun, atau naik 14% dari semester I-2019 yakni rugi bersih Rp 1,07 triliun. Ini artinya, sudah hampir 12 tahun atau sejak 2008, FREN tak pernah mencatatkan "angka biru" pada kinerja laba bersih.

Berdasarkan laporan keuangan FREN, rugi bersih ini dicatatkan di tengah pendapatan perusahaan yang justru meroket 37,55% menjadi Rp 6,85 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp 4,98 triliun.

4.3 BUMN & Eximbank Dapat Suntikan Modal PMN Rp 8,6 T

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) menyebutkan ada tambahan penyaluran penyertaan modal negara (PMN) kepada tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan lembaga pembiayaan senilai total Rp 8,57 triliun dalam anggaran tahun ini.

Direktur Jenderal Kekayaan Negara Isa Rachmatarwata mengatakan tambahan PMN ini diberikan sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan (KMK) nomor 500 tahun 2020.

"Menambah untuk LPEI dan PII karena keduanya ditugaskan untuk penjaminan korporasi untuk back up permodalan dalam rangka penyelenggaraan program penjaminan korproasi LPEI jadi frontier. Lalu Bio Farma tadinya akan dianggarkan 2021 tapi ada kebutuhan mendesak akan dipercepat tahun 2020 ini," kata Isa dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi XI, Senin (16/11/2020).

Secara rinci, dana Rp 8,57 tersebut terdiri dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Impor (LPEI) senilai Rp 5 triliun, PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) sebesar Rp 1,57 triliun dan PT Bio Farma (Persero) senilai Rp 2 triliun.

5.Geger Gagal Bayar Rp 1,9 T! Kini Giliran Nasabah Indosterling

Kasus gagal bayar kembali mencuat di pasar keuangan dan investasi Indonesia, kali ini menimpa nasabah PT Indosterling Optima Investa (IOI), salah satu entitas di bawah Grup Indosterling yang dibangun oleh Sean William Hanley.

Perkara ini merupakan gagal bayar untuk produk Indosterling High Yield Promissory Notes (HYPN). Produk investasi ini menjanjikan imbal hasil atau return investasi 9% hingga 12% setiap tahun.

Alasan gagal bayar ini membuat perkara ini berlanjut melalui permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.

"Kalau menurut PKPU, nasabah Indosterling mencapai 1.200-2.000 orang, dengan total dana dihimpun kurang lebih Rp 2-3 triliun. Tapi berdasarkan terlapor bilangnya Rp 1,99 triliun," kata Pengacara sejumlah nasabah IOI, Andreas, dilansir Detikfinance, Senin (16/11/2020).

Pengacara dari Kantor Hukum Eternity Global Lawfirm itu menaungi 58 nasabah IOI dengan total kepemilikan dana di produk investasi HYPN sebanyak Rp 95 miliar.

Klien Andreas memilih tidak ikut dalam PKPU. Mereka memilih jalur pidana dengan melaporkan ke Bareskrim Polri sejak 6 Juli 2020. Ada 3 pihak yang dilaporkan yakni PT IOI, SWH (Sean William Hanley) selaku direktur dan JBP (Juli Berliana Posman) selaku komisaris.

Dalam kesempatan terpisah, kuasa hukum Indosterling, Hardodi, menyebut potensi gagal bayar mencapai Rp 1,2 triliun.

6.Fitch Sebut Konstruksi RI Mulai Pulih dari Covid-19

Lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings dalam rilis laporanya mengenai perusahaan-perusahaan konstruksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan realisasi anggaran untuk sektor infrastruktur menjadi kunci pemulihan sektor konstruksi yang sempat terkena dampak sangat parah dari pandemi virus corona.

Meskipun demikian, cepat atau tidaknya pemulihan akan bergantung kpada seberapa terkontrolnya infeksi virus corona dan pelonggaran terhadap Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Realisasi anggaran sektor infrastruktur yang lebih jumbo dan pulihnya sektor konstruksi akan menghasilkan proyek-proyek infrastruktur yang selesai lebih cepat yang akan menyebabkan pembayaranya tepat waktu, terutama untuk BUMN sektor konstruksi," tulis Fitch dalam risetnya hari ini, Senin (16/11/2020).

7.Pangsa Pasar Astra Balik ke Posisi Sebelum Pandemi Covid-19

Pangsa pasar (market shaer) otomotif PT Astra International Tbk (ASII) menunjukkan tanda perbaikan. Market share Astra tercatat sudah balik ke posisi sebelum pandemi covid-19.

Mengacu data Gaikindo, market share penjualan mobil Astra pada Oktober mencapai 54% dengan jumlah penjualan kendaraan sebanyak 26.410 unit. Market share Astra tercatat sempat anjlok hingga 31% pada Mei 2020 dan perlahan mulia pulih.

Terakhir Astra menguasai pangsa pasar 54% pada Februari 2020. Pada Maret sempat melesat 60%, tapi setelah itu terus merosot.

Untuk penjualan bulanan, angka penjualan Oktober naik dari posisi September 2020 sebanyak 25.799 unit. Namun, jika dibandingkan dengan tahun lalu, penjualan di Oktober drop 48,50% dari penjualan periode yang sama tahun lalu 51.280 unit.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Begini Kronologi Saldo Atlet Rp 20 M Raib di Maybank Cipulir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular