Sentimen Pasar Masih Beragam, Harga SBN Ditutup Mixed

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
13 November 2020 18:15
Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) pada Jumat (13/11/2020) akhir pekan ini ditutup bervariasi, di tengah beragamnya sentimen di pasar. SBN tenor 1 tahun, 15 tahun, dan 30 tahun mengalami pelemahan harga, sedangkan SBN dengan tenor 5 tahun, 10 tahun dan 20 tahun menguat.

Imbal hasil (yield) SBN dengan tenor 1 tahun naik 3,6 basis poin ke level 3,930%, kemudian yield SBN tenor 15 tahun menguat 0,5 basis poin ke 6,879% dan yield SBN berjatuh tempo 30 tahun naik 1,5 basis poin ke 7,389%. Sedangkan sisanya mengalami pelemahan yield.

Sementara itu, yield SBN dengan tenor 10 tahun yang merupakan acuan yield obligasi negara turun 0,2 basis poin ke level 6,324% pada hari ini. Yield berlawanan arah dari harga, sehingga penurunan yield menunjukkan harga obligasi yang naik. Demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Harga SBN ditutup mixed karena sentimen yang datang di pasar hari ini cenderung beragam, di mana sentimen positif dan negatif hadir pada perdagangan hari ini. Sentimen positifnya, yakni terkait calon vaksin buatan Pfizer dan BioNTech yang disebut punya tingkat efektivitas lebih dari 90%.

Sementara itu, vaksin jenis Sputnik-V buatan Rusia juga diklaim punya tingkat keberhasilan 92% melawan virus yang awalnya menyebar di Kota Wuhan Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bergerak cepat dengan berkoordinasi dengan Rusia. Dalam pernyataan kepada Reuters, WHO menyatakan telah berkomunikasi dengan Gamaleya Research Institute of Epidemiology and Microbiology yang mengembangkan vaksin Sputnik-V.

"Kami menanti data seputar pengembangan kandidat vaksin Sputnik-V. Jika produk ini sesuai dengan kriteria, maka WHO akan mempublikasikan hasilnya," sebut pernyataan tertulis WHO.

Jika lolos, maka WHO akan merekomendasikan penggunaan vaksin Sputnik-V kepada negara-negara anggota. Prosedur pemberian rekomendasi ini akan disederhanakan, mengingat situasi memang sedang genting. Sementara itu, perkembangan terbaru seputar pemilihan presiden (pilpres) AS menjadi sentimen positif lainnya di pasar global.

Biden diproyeksikan memenangkan pertarungan di Arizona setelah mantan wakil presiden tersebut mengungguli kandidat presiden petahana AS Donald Trump dengan mengantongi 11 suara elektoral, sehingga menyabet 290 suara.

Pada Minggu, NBC News memproyeksikan Biden akan memenangi pilpres setelah Pennsylvania terbukti memilih kandidat dari Partai Demokrat tersebut dengan perolehan 270 suara elektoral pada saat itu. Namun Trump sampai sekarang menolak mengakui kemenangan lawannya.

Adapun sentimen negatifnya, yakni terkait melonjaknya kembali kasus infeksi corona di AS, di mana kasus infeksi corona tersebut mencapai lebih dari 100.000 kasus dan menjadi kenaikan kasus selama delapan hari berturut-turut.

Hal ini membuat kota yang dijuluki pusatnya perekonomian dunia, yakni New York kembali diterapkan pembatasan sosial yang lebih ketat pada Rabu (11/11/2020). Data WHO per 12 November 2020 menyebutkan, jumlah pasien positif corona di seluruh dunia adalah 51.848.261 orang, bertambah 579.253 orang (1,13%) dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Dalam 14 hari terakhir (30 Oktober-12 November 2020), rata-rata tambahan pasien positif baru mencapai 529.491 orang per hari. Melonjak tajam dibandingkan 14 hari sebelumnya yaitu 427.590 orang.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aksi Ambil Untung di SBN Mulai Mereda, Harga SBN Menguat Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular