Special Research

Ini Kunci Pendongkrak Kinerja Bank Mega di Kala Pandemi

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
13 November 2020 07:06
Kantor Kas Bank Mega di TSM Bali (dok: Detikcom)
Foto: cover topik/Kinerja Bank Mega Melesat saat COVID-19 Mewabah dalam/Aristya Rahadian Krisabella

Di tengah pandemi, efisiensi menjadi kunci penting untuk menyelamatkan kinerja. Dalam laporan berjudul "Outlook 2020: Industry Trends and The Challenges Ahead" yang dirilis pada April 2020, lembaga riset asal Amerika Serikat (AS) Bancography menilai ada dua pelajaran penting dari pandemi corona terhadap pelaku industri jasa keuangan dan perbankan.

Pertama, pendapatan yang menurun akibat turunnya permintaan kredit dan perlambatan ekonomi, memaksa bank dan lembaga pembiayaan menjaga profitabilitas dengan mengurangi beban operasional. Kedua, Covid-19 mengajari masyarakat mempercepat migrasi ke digital.

Kemampuan Bank Mega mencetak laba per September tak bisa dilepaskan dari keberhasilannya mendongkrak efisiensi, di samping menumbuhkan pendapatan. Efisiensi Bank Mega menurut temuan Tim Riset CNBC Indonesia menjadi yang terbaik di antara bank sejenis di kelasnya.

Perseroan tercatat sukses mengendalikan beban operasional (untuk membiayai operasi kantor cabang, gaji karyawan, dlsb), melalui inovasi digital dan otomasi yang telah diberlakukan sejak 2 tahun terakhir, baik untuk back office maupun front offiice.

Rasio beban operasi terhadap pendapatan operasi (BOPO) perseroan pun hanya 71% atau turun dari September lalu (74,8%). Angka tersebut mendekati kisaran ideal yang dipatok Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di level 70%.

Angka itu jauh lebih baik jika dibandingkan dengan rerata industri yang menurut data terbaru OJK (per Agustus) berada di level 85%.

Bahkan jika dibandingkan dengan bank sejenis, yang sebesar 100,7%, maka rasio efisiensi Bank Mega tersebut jauh lebih baik. Sebagai perbandingan, rasio BOPO PT Bank Tabungan Negara Tbk per September mencapai 93%.

Keunggulan efisiensi bank berusia 51 tahun tersebut tidak lepas dari program otomasi dan digitalisasi yang telah dirintis perseroan, khususnya dalam dua tahun terakhir. Kedua program tersebut, mengutip penelitian McKinsey berjudul "The Transformative Power of Automation in Banking" (2017) bisa berujung pada efisiensi hingga sebesar 35%.

Keunggulan melakukan efisiensi di tengah pandemi, yang dikombinasikan dengan kelihaian menyelia sektor yang jadi target penyaluran kredit, berujung pada postifnya pendapatan bunga perseroan bahkan ketika perekonomian sedang tertekan.

Jika dalam kondisi resesi saja kinerja positif tersebut terjaga, maka ada peluang besar bahwa kinerja Bank Mega bakal terdongkrak lebih tinggi lagi ketika ekonomi benar-benar menunjukkan pemulihan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular