CPO Tembus Level Tertinggi 8 Tahun, Saatnya Beli Saham Sawit?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
13 November 2020 08:10
Kuli Angkut Pekerja Sawit di Tengah Turunnya Nilai Ekspor CPO
Foto: Pekerja mengangkut hasil panen kelapa Sawit di kebun Cimulang, Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/3). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Akibat ada prospek La Nina, produksi yang rendah hingga kenaikan permintaan India jelang festiwal Diwali membuat harga CPO sudah pulih dari koreksinya yang dalam akibat merebaknya pandemi Covid-19. 

Harga CPO bahkan sudah mencatatkan kenaikan lebih dari 9% secara year to date (ytd). Kenaikan harga CPO ini juga dibarengi dengan apresiasi harga saham-saham emiten sawit nasional. 

Namun karena koreksi harga saham-saham emiten sawit tergolong dalam pada Maret-April lalu, kenaikan ini masih membuat harga saham sejumlah emiten masih terkoreksi secara ytd. 

Harga saham yang masih terkoreksi dibarengi dengan kenaikan harga CPO yang tinggi ini membuat prospek beberapa emiten sawit berpotensi cuan besar.

Jika mengacu pada data konsensus target harga emiten sawit RI yang dihimpun Refinitiv, ada lima emiten sawit Indonesia yang berpotensi memberikan cuan antara 7% - 70%. 

Saham-saham yang berpotensi cuan karena dinilai kemurahan secara valuasinya tersebut antara lain saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Eagle High Plantation Tbk (BWPT), PT London Sumatra Indonesia Plantation Tbk (LSIP), PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) dan PT Sawit Sumbernas Sarana Tbk (SSMS). 

Di antara kelima emiten tersebut yang sudah mempublikasikan laporan keuangan sampai kuartal ketiga dan mencatatkan kinerja yang solid adalah AALI dan SSMS. Hingga September 2020 AALI mencatatkan penurunan volume penjualan CPO dan produk turunan sebesar 12,5%. 

Namun pendapatan bersihnya naik 7,6% menjadi Rp 13,3 triliun akibat kenaikan harga jual rata-rata (ASP) produknya. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilih saham pada September tercatat mencapai Rp 583 miliar atau meningkat dengan sangat signifikan sebesar 424% dibanding periode yang sama tahun 2019.

Jawara kedua yang membukukan kinerja keuangan yang solid dilihat dari top line dan bottom line-nya adalah SSMS. Pendapatan SSMS sepanjang kuartal pertama hingga ketiga tahun ini naik 13% dibanding tahun lalu. Laba bersihnya bahkan meroket sampai lebih dari 2.400%.

Sama seperti AALI, volume penjualan SSMS anjlok 19,8% untuk periode Januari-September 2020 dibanding tahun lalu. Sementara kenaikan harga jual rata-rata (ASP) membuat pendapatannya dari penjualan CPO, minyak inti sawit dan tandan buah segar mengalami kenaikan dobel digit. 

So, tertarik beli?

TIM RISET CNBC INDONESIA

(twg)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular