Efek Vaksin Pfizer, Harga SBN Lanjutkan Penguatan

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
10 November 2020 18:11
US Treasury, Bond, Obligasi (Ilustrasi Obligasi)
Foto: US Treasury, Bond, Obligasi (Ilustrasi Obligasi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) pada Selasa (10/11/2020) mayoritas ditutup menguat, setelah kabar kesuksesan vaksin Pfizer yang ampuh hingga 90% tanpa efek samping yang berbahaya. 

Mayoritas SBN hari ini ramai dikoleksi oleh investor, kecuali SBN tenor 20 tahun dan 30 tahun yang cenderung dilepas oleh investor. 

Dilihat dari imbal hasilnya (yield), hampir semua SBN mengalami penurunan yield, namun tidak untuk yield SBN tenor 20 tahun yang naik 0,9 basis poin ke level 7,163% dan yield SBN berjatuh tempo 30 tahun yang naik 1,7 basis poin ke level 7,330%

Sementara itu, yield SBN dengan tenor 10 tahun yang merupakan acuan yield obligasi negara turun 0,2 basis poin ke level 6,261% pada hari ini. Yield berlawanan arah dari harga, sehingga penurunan yield menunjukkan harga obligasi yang naik. Demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Harga SBN mayoritas menguat karena kabar dari suksesnya uji klinis tahap akhir vaksin corona (Covid-19) besutan Pfizer.Inc dan BioNTech SE., di mana vaksin berkode mRNA tersebut diklaim ampuh hingga 90% tanpa efek samping yang berbahaya.

Chairman & CEO Pfizer, Albert Bourla mengatakan perkembangan terakhir tersebut menjadi hari yang indah bagi ilmu pengetahuan dan kemanusiaan. Efikasi final dari vaksin tersebut dikatakan aman.

"Hasil pertama dari uji klinis fase tiga uji vaksin mengindikasikan kemampuan vaksin kami mencegah Covid-19," ujar Bourla dalam pernyataannya, sebagaimana dilansir CNBC International, Senin (10/11/2020), "Dengan berita hari ini kami sudah makin dekat untuk menyediakan vaksin kepada masyarakat di seluruh dunia, dan diharapkan bisa membantu mengakhiri krisis kesehatan dunia."

Kedua perusahaan tersebut berencana untuk mengajukan penggunaan darurat vaksin kepada Food and Drug Administration (FDA) AS pada pekan ketiga November 2020. 

Kabar tersebut memunculkan harapan hidup akan segera kembali normal, roda bisnis perlahan kembali berputar, dan perekonomian segera bangkit. Alhasil, aset-aset berisiko seperti SBN kembali menguat.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aksi Ambil Untung di SBN Mulai Mereda, Harga SBN Menguat Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular