
Dicaplok Matahari, Saham Bank NOBU Malah Ambles!

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan ritel fashion Grup Lippo, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) akan membeli 728 juta saham PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) atau setara dengan 16,4% dari nilai modal disetor NOBU di harga Rp 755/saham.
Namun sentimen ini justru membuat harga saham Bank Nobu ambles di level Rp 1.000/saham, atau minus 1,48% jelang penutupan perdagangan sesi I, Jumat ini (6/11/2020).
Nilai transaksi NOBU mencapai Rp 933 juta, dengan volume perdagangan masih rendah 817.200 saham. Kapitalisasi Bank Nobu mencapai Rp 4,28 triliun. Dalam sepekan perdagangan, saham Bank Nobu yang juga milik Grup Lippo ini naik 18%, dan 3 bulan terakhir melesat 24%.
Padahal, saham Bank NOBU pada penutupan perdagangan kemarin melesat 24,54% di level Rp 1.015/saham, sementara saham LPPF justru terkoreksi 5,95% di posisi Rp 870/saham.
Adapun saham LPPF pada perdagangan hari ini, pukul 11.12 WIB, juga terkoreksi hingga 5,75% di level Rp 820/saham dengan nilai transaksi Rp 71,87 miliar dan volume perdagangan 87,52 juta saham. Sebulan terakhir, saham LPPF minus 10% dengan kapitalisasi pasar Rp 2,15 triliun.
Dalam transaksi akuisisi afiliasi ini, total nilai transaksi atas keseluruhan pembelian bagian saham NOBU tersebut adalah Rp 549,64 miliar sebagaimana terungkap dalam prospektus yang disampaikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (5/11/2020).
Sebagaimana tercantum dalam PJB (perjanjian jual beli), transaksi akan dilakukan dalam tiga tahap.
Tahap pertama, periode 4 November 2020, di harga Rp 755/saham dengan jumlah sebanyak 265 juta saham senilai Rp 302 miliar.
Tahap kedua, 11 November, di harga Rp 755/saham, sebanyak 199 juta saham senilai Rp 196,30 miliar.
Tahap ketiga, 28 Desember, di harga Rp 755/saham, sebanyak 198,30 juta saham senilai Rp 51,34 miliar.
"Tahap ketiga akan dilaksanakan pada atau tidak lebih dari periode di atas sesuai dengan kebijakan perseroan sendiri. Semua tahapan adalah satu set transaksi di bawah transaksi yang diungkapkan dalam keterbukaan informasi ini," tulis manajemen Matahari, dalam keterbukaan informasi, Kamis (5/11).
"Berdasarkan Pasal 16 ayat 2 POJK [Otoritas Jasa Keuangan] 17, harga saham transaksi ini dihitung berdasarkan rata-rata dari harga tertinggi perdagangan harian di BEI selama 90 hari terakhir, yaitu Rp 789 per saham," tulis manajemen Matahari.
Transaksi merupakan transaksi pihak afiliasi yang tidak mengandung benturan kepentingan sebagaimana dimaksud dalam POJK 42. Hubungan afiliasi adalah dikarenakan Direktur Utama Matahari juga merupakan Presiden Komisaris PT Inti Anugerah Pratama (IAP), pemegang 16,41% saham Bank NOBU.
"Pertimbangan melakukan transaksi dengan IAP karena IAP menawarkan sejumlah saham dengan harga yang lebih rendah dari harga rata-rata dari harga tertinggi perdagangan harian di BEI selama 90 hari terakhir, sebagaimana diatur dalam POJK 17," tulis manajemen Matahari.
Manajemen mengungkapkan alasan di balik transaksi ini. Menurut manajemen LPPF, Indonesia siap untuk pertumbuhan penetrasi perbankan selama beberapa dekade mendatang.
Sebagian besar konsumen Indonesia juga masih belum memiliki rekening bank. Hal ini terutama disebabkan oleh tantangan operasional dalam menyediakan layanan perbankan di seluruh wilayah non-metropolitan di nusantara yang luas.
Perseroan memiliki penetrasi pasar menengah yang besar dan jangkauan yang luas. Sebelum periode pandemi, Matahari memiliki lebih dari 7 juta anggota aktif yang berbelanja setidaknya sekali dalam setiap tahun.
Dari total transaksi yang terjadi di toko-toko perseroan di seluruh negeri, lebih dari 55% transaksi dilakukan dengan menggunakan uang tunai.
"Terdapat tren berkelanjutan menuju ekosistem konsumen di mana-mana. Konsumen lebih suka memiliki pengalaman berbelanja satu pintu di lingkungan omnichannel. Didorong oleh digital, kebutuhan bank dan pengecer besar saling mendukung. Konvergensi kebutuhan mengarah pada tren yang lebih besar menuju aliansi dan kemitraan."
"Ritel fisik perlu lebih digital. Pengecer di seluruh dunia ingin menciptakan lebih banyak alasan bagi pelanggan untuk berkunjung di luar kebijakan pembelian," tulis manajemen LPPF.
Berdasarkan penjelasan tersebut, perseroan memandang bahwa transaksi ini dilakukan sebagai landasan hubungan strategis jangka panjang dengan NOBU.
"Perseroan percaya bahwa investasi dan kemitraan dengan NOBU akan membawa peluang potensial untuk mengembangkan bisnisnya di seluruh nusantara dengan memperoleh beberapa eksklusivitas dan kepastian jangka panjang, serta membantu mendorong pertumbuhan yang signifikan dalam penjualannya di masa depan, sehingga memberikan kontribusi bagi pendapatan Perseroan."
Bank NOBU (sebelumnya PT Bank Alfindo) didirikan di Jakarta pada 13 Februari 1990 sesuai dengan Akta No. 86 yang dibuat dihadapan Drs. Entjoen Mansoer Wiriatmadja, S.H., Notaris di Jakarta.
NOBU mengadakan Penawaran Umum Perdana (IPO) dan tercatat di BEI pada 20 Mei 2013 sebagai emiten ke-9 tahun dengan kode saham 'NOBU'.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sama-sama Grup Lippo, Matahari Caplok 16% Saham Bank NOBU
