
Sah! Investor Emiten Hary Tanoe Tukar Obligasi Rp 3,3 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebanyak 65% pemegang obligasi emiten Hary Tanoesoedibjo, PT MNC Investama Tbk (BHIT) telah menyetujui rencana konversi utang perseroan senilai US$ 231 juta atau setara dengan Rp 3,37 triliun (kurs Rp 14.600/US$ menjadi saham.
Dalam pengumuman di laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Direktur Utama BHIT, Darma Putra mengatakan, pada Kamis kemarin, perseroan telah melakukan rapat verifikasi dan menyetujui exchange offer (penukaran obligasi jadi saham) yang diusulkan.
Pemegang obligasi, kata Darma, memiliki dua opsi untuk menukarkan obligasi dengan saham baru dengan nilai tukar 8,26 juta saham per US$ 100.000 dari jumlah pokok obligasi atau setara Rp 173 per saham.
Kedua, obligasi yang baru diterbitkan perseroan dengan nilai tukar US$ 100.000 jumlah pokok obligasi baru untuk setiap US$ 100.000 jumlah pokok obligasi.
"Obligasi baru menawarkan kupon tetap 1% per tahun ditambah dengan kupon variabel dari dividen tunai yang diterima perseroan dari PT Global Mediacom Tbk dan PT MNC Kapital Indonesia Tbk," kata Darma, dikutip Jumat (6/11/2020).
Obligasi baru tersebut memiliki jangka waktu 5 tahun. Selanjutnya, perseroan akan mengajukan permohonan pengesahan kepada pengadilan Singapura pada 10 November 2020 dan diharapkan akan efektif pada medio Desember tahun ini.
Dengan demikian, melalui konversi utang menjadi saham ini akan mengurangi utang induk BHIT dari US$ 231 juta menjadi US$ 81 juta atau turun 64,5%. Sementara, ekuitas induk akan meningkat menjadi Rp 13,8 triliun dari sebelumnya Rp 11,6 triliun.
Seperti dituliskan sebelumnya, perseroan menegaskan, konversi utang menjadi saham ini tidak akan menyebabkan perubahan pemegang saham pengendali perseroan.
"Perusahaan juga mengusulkan opsi lain kepada pemegang obligasi yang tersisa yang memilih untuk mengemas kembali obligasi dengan skema yang berbeda," kata Darma.
Surat utang global yang dimaksud adalah global bond yang diterbitkan pada 11 Mei 2018 senilai US$ 231 juta. Obligasi itu ditawarkan pada 100% dari nilai nominal dengan tingkat bunga tetap 9% per tahun dan tercatat di Bursa Efek Singapura. Obligasi tersebut memiliki tenor 3 tahun dan akan jatuh tempo pada 11 Mei 2021.
Informasi obligasi ini juga terangkum dalam laporan keuangan BHIT per Juni 2020. Pada tanggal 11 Mei 2018, perusahaan sudah melakukan refinancing obligasi yang dijamin dan bersifat senior milik entitas anak dengan menerbitkan obligasi yang dijamin dan bersifat senior sebesar US$ 231 juta.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Emiten Hary Tanoe Private Placement, Dapat Dana Rp 164 M