
Begini Kinerja Q3-2020 Bukit Asam, Bisa Cetak Laba Rp 1,72 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan tambang batu bara pelat merah PT Bukit Asam Tbk (PTBA) sepanjang periode Januari-September 2020 ini membukukan penurunan laba bersih mencapai 44,27% secara tahunan (year on year/YoY). Tercatat laba bersih perusahaan akhir September lalu senilai Rp 1,72 triliun, turun dari periode yang sama 2019 sebesar Rp 3,10 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan, penurunan laba bersih ini juga berdampak pada turunnya nilai laba bersih per saham menjadi Rp 155 dari Rp 280.
"Tidak banyak perusahaan yang berhasil (membukukan) laba di periode ini, baik itu perusahaan terbuka atau tidak, BUMN atau non BUMN.
Pencapaian ini didukung efisiensi. Pencapaian laba Rp 1,7 triliun karena kerja operasional, volume produksi kita selama sampai 19,4 juta ton, angkutan 17 ton, penjualan 18,6 juta dan pendapatan Rp 12,8 triliun. Dengan itu laba perusahaan Rp 1,7 triliun," kata Direktur Utam Bukit Asam Arviyan Arifin, saat paparan kinerja secara virtual, Jumat (6/11/2020).
Penurunan laba ini salah satunya disebabkan dari turunnya pendapatan perusahaan hingga akhir kuartal III-2020 lalu sebesar 20,94% YoY menjadi sebesar Rp 12,84 triliun dari pendapatan di akhir kuartal III-2019 yang senilai Rp 16,25 triliun.
Selain itu juga terjadi peningkatan beban umum dan administrasi menjadi sebesar Rp 1,16 triliun dari Rp 1,24 triliun di periode sebelumnya tahun lalu.
Bukit Asam juga mencatatkan beban lainnya senilai Rp 815 juta dari sebelumnya menghasilkan pendapatan di pos ini senilai Rp 241,02 miliar.
Meski demikian, beban pokok pendapatan turun menjadi Rp 9,32 triliun dari sebelumnya Rp 10,54 triliun. Beban penjualan dan pemasaran juga turun menjadi Rp 525,92 miliar dari Rp 619,41 miliar.
Biaya keuangan juga berhasil turun menjadi Rp 104,40 miliar dari sebelumnya senilai Rp 151,74 miliar.
Perusahaan juga mengantongi bagian atas keuntungan neto entitas asosiasi dan ventura bersama yang lebih besar pada periode ini menjadi senilai Rp 332,08 miliar dari sebelumnya senilai Rp 94,67 miliar.
Dari segi aset, terjadi penurunan menjadi Rp 24,50 triliun dari akhir Desember 2019 lalu yang senilai Rp 26,09 triliun. Aset lancar tercatat Rp 9,36 triliun dan aset tak lancar senilai Rp 15,14 triliun.
Dari segi liabilitas terjadi kenaikan tipis selama sembilan bulan terakhir, dari sebelumnya Rp 7,67 triliun menjadi senilai Rp 7,92 triliun.
Meski demikian liabilitas jangka pendek turun menjadi Rp 4,38 triliun dari sebelumnya Rp 4,69 triliun. Sedangkan liabilitas jangka panjang naik menjadi Rp 3,54 triliun dari sebelumnya di 31 Desember 2019 sebesar Rp 2,98 triliun.
Nilai ekuitas perusahaan tercatat sebesar Rp 11,57 triliun di akhir September 2019 lalu, menipis dari posisi akhir tahun lalu yang senilai Rp 18,42 triliun.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gokil! Telkom Cetak Laba Rp 12,45 T di Semester I-2021