
Gelar RUPSLB Ganti Pengurus, Saham BRISyariah Melesat 8%

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemegang saham PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS) berencana merombak jajaran pengurus perseroan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Kamis ini (5/11/2020), usai ditunjuk sebagai entitas yang menerima penggabungan (surviving entity) atau bank survivor atas merger tiga bank syariah BUMN.
Sebanyak dua bank lain yang akan dilebur ke BRIS yakni PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT Bank BNI Syariah (BNIS). RUPSLB dijadwalkan berlangsung sejak 13.30 sampai selesai dengan agenda konferensi pers pukul 16.00 WIB.
Data perdagangan mencatat, saham BRIS terpantau menguat 8,12% di posisi Rp 1.265/saham dengan nilai transaksi Rp 374,62 miliar dan volume perdagangan 301,60 juta saham.
Dalam sepekan terakhir perdagangan akumulatif, saham BRIS naik 51%, dan dalam 6 bulan terakhir saham anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) ini memberikan cuan hingga 545%. Dahsyat.
Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen BRIS menyatakan perseroan akan melaksanakan RUPSLB pada Kamis, 5 November 2020 dengan mata acara perubahan susunan pengurus perseroan
Sepanjang Oktober lalu, saham BRIS memimpin top gainer di BEI dengan kenaikan harga saham mencapai 66,89% di level Rp 1.235/saham, nilai transaksi Rp 7,9 triliun.
Sentimen penguatan saham BRIS tak lain tak bukan soal rencana merger bank syariah BUMN. Saat ini BRIS dalam proses menjadi survivor bank dalam merger bank syariah BUMN dengan menerima penggabungan dari BSM dan BNIS.
Target merger akan efektif rampung pada 1 Februari 2021.
Ketua Project Management Office Integrasi (PMO) dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN, Hery Gunardi mengatakan total aset bank hasil penggabungan ini nantinya akan mencapai Rp 215,6 triliun dengan modal inti lebih dari Rp 20,4 triliun.
Tidak hanya memiliki aset jumbo, bank hasil leburan ini juga memiliki total pembiayaan sebesar Rp 165 triliun atau setara dengan 44,99% total pembiayaan seluruh bank syariah dan UUS (unit usaha syariah) di Indonesia yang berada di angka Rp 368 triliun.
Terkait dengan merger ini, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) akan menjadi pemegang saham mayoritas dari BRIS, dengan kepemilikan sebesar 51,2%.
Berdasarkan keterangan resmi, komposisi pemegang saham pada lainnya selain BMRI yang sebesar 51% di BRIS adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) 25,0%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) 17,4%, DPLK BRI-Saham Syariah 2% dan investor publik 4,4%.
Selain soal merger, kinerja BRIS juga impresif di tengah turunnya kinerja perbankan syariah dan konvensional lainnya.
BRIS mencatatkan pertumbuhan laba bersih yang signifikan pada 9 bulan pertama tahun ini atau periode hingga triwulan III 2020, sebesar 238% menjadi Rp 190,58 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni Rp 56,46 miliar.
Di sisi aset, perseroan mencatatkan aset sebesar Rp 56 triliun pada triwulan III 2020, meningkat 51,40% dibandingkan triwulan III 2019.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gilak! Saham BRISyariah Sudah Cuan 498%, Punya Sahamnya Gak?
