
Gilak! Saham BRISyariah Sudah Cuan 498%, Punya Sahamnya Gak?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS) menyentuh batas auto reject atas (ARA) penolakan sistem perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), setelah melesat di sesi I, Selasa ini (13/10) sebesar 25% di posisi Rp 1.125/saham.
Data perdagangan BEI mencatat, saham BRIS ditransaksikan mencapai Rp 981,06 miliar dengan volume perdagangan 908,01 juta saham.
Dalam 5 hari perdagangan terakhir akumulatif, saham BRIS naik 33%, 1 bulan terakhir naik 25%, dan 3 bulan terakhir naik 156%. Bahkan dalam 6 bulan terakhir, saham anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) ini meroket 498% dengan kapitalisasi pasar Rp 10,93 triliun.
Secara year to date, saham BRIS naik 241% dengan catatan net buy asing sejak Januari hingga sesi I Selasa ini mencapai Rp 18,16 miliar.
Dalam pernyataan di BEI, Selasa ini, manajemen BRIS menyatakan perseroan ditetapkan menjadi bank survivor atau entitas yang menerima penggabungan (surviving entity) dari merger tiga bank syariah BUMN.
Dua bank yang masuk dalam merger tersebut yakni PT Bank BNI Syariah (BNI Syariah) dan PT Bank Syariah Mandiri (BSM).
"Memperhatikan Perjanjian Penggabungan Bersyarat, setelah penggabungan menjadi efektif, BRIS akan menjadi entitas yang menerima penggabungan, dan pemegang saham BNI Syariah dan pemegang saham BSM, akan menjadi pemegang saham entitas yang menerima penggabungan," tulis manajemen BRIS dalam keterbukaan informasi, dikutip Selasa (13/10/2020).
"Penggabungan yang direncanakan hanya akan menjadi efektif setelah diperolehnya persetujuan dari otoritas yang berwenang."
Konferensi pers merger bank syariah BUMN ini akan digelar sore ini pukul 15.00 WIB.
Menteri BUMN Erick Thohir dalam keterangannya mengatakan dengan ditekennya perjanjian merger bank syariah BUMN menjadikan tonggak sejarah untuk merealisasikan rencana penggabungan bank-bank tersebut.
"Langkah ini merupakan tonggak sejarah untuk kita semua, tonggak pertama persiapan dan tinjauan untuk merealisasikan rencana penggabungan bank bank syariah nasional. Dengan bergabungnya rekan semua dalam satu bank satu keluarga insya Allah Indonesia akan memiliki bank syariah terbesar," kata Erick, dikutip Selasa (13/10/2020).
Dia mengatakan bank ini bisa menjadi satu tujuan ekonomi untuk umat dengan sistem yang berkeadilan dan transparan. Hal tersebut dibuktikan dengan kondisi saat ini dimana di masa pandemi, bank syariah justru menorehkan kinerja yang positif.
"Saat ini kita masih tertinggal dari negara Islam lainnya karena itu kita harus bangkit. Namun kita juga harus yakin bila kita bersatu insya Allah kita mampu jadi pusat ekonomi dan keuangan syariah di dunia," tandasnya.
Selain sentimen merger, kinerja BRIS juga positif. BRIS mencatatkan pertumbuhan laba bersih yang impresif pada triwulan II-2020, sebesar 229,6% menjadi Rp117,2 miliar, dibandingkan triwulan II-2019.
Aset BRISyariah tercatat sebesar Rp 49,6 triliun, meningkat 34,75% dibandingkan triwulan II-2019.
Pertumbuhan ini di atas rata-rata pertumbuhan industri perbankan nasional maupun syariah. Tidak hanya mencatat pertumbuhan laba, pertumbuhan pembiayaan dan dana murah perseroan juga mengalami peningkatan yang signifikan.
Direktur Utama BRISyariah Ngatari menyampaikan hingga triwulan II 2020 BRISyariah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 37,4 triliun, tumbuh mencapai 55,92% year-on-year (yoy).
"Peningkatan laba bersih BRISyariah di triwulan II 2020 didukung oleh optimalisasi fungsi intermediasi yang diikuti dengan pengendalian beban biaya dana," jelas Ngatari, Senin (24/8/2020).
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ckckck! Gegara Merger, Saham BRISyariah Auto Reject Atas Lagi
