
Bursa Saham Asia Tengah Hari Masuk Zona Merah, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia sekitar pukul 11:00 WIB terpantau bervariatif, mayoritas bergerak di zona merah. Padahal, pada pembukaan pagi ini, bursa Asia mayoritas dibuka menguat.
Pada pukul 11:00 WIB, indeks Nikkei Jepang menguat 0,11%, Shanghai China turun 0,28%, indeks STI Singapura naik tipis 0,09% dan KOSPI dari Korea Selatan terdepresiasi 0,53%.
Sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pukul 11:00 WIB terpantau melemah 0,33% ke level 5.076,03. Pada pembukaan hari ini, IHSG dibuka menguat tipis 0,01% di level 5.093,42.
Di kawasan Asia, data ekonomi yang dirilis hari ini adalah data neraca perdagangan China dan data ekspor-impor China pada September 2020.
Berdasarkan data dari tradingeconomics, neraca perdagangan Negeri Tirai Bambu tersebut sebesar US$ 37 miliar atau turun US$ 21,9 miliar dari sebelumnya Agustus yang sebesar US$ 58,93 miliar.
Sedangkan data ekspor China pada September 2020 naik 0,4 poin dari sebelumnya 9,5% menjadi 9,9%. Adapun data impor China pada September 2020 juga naik menjadi 13,2% dari sebelumnya Agustus yang berada di posisi minus 2,1%
Pelemahan Bursa Asia kemungkinan penyebabnya adalah aksi taking profit oleh investor, karena selama sepekan lebih 6 hari, bursa Asia telah menguat, bahkan hampir 2% lebih. Bursa Asia juga menghiraukan bursa acuan global, Wall Street yang kembali menguat pada Senin (13/10/2020).
Bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street ditutup menguat, bahkan lumayan tajam. Tercatat Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,88%, S&P 500 melesat 1,64%, dan Nasdaq Composite meroket 2,56%.
Kabar soal stimulus fiskal di AS masih menjadi sentimen utama yang mendorong bursa saham New York. Kini kembali muncul harapan Gedung Putih dan Capitol Hill bisa menemukan kata sepakat.
Pemerintah berencana menambah nilai paket stimulus dengan memasukkan sisa dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang tidak terpakai. Jumlahnya sekitar US$ 130 miliar. Namun penggunaan dana ini perlu persetujuan Kongres, terutama dari kubu Demokrat.
Pemerintah berharap pihak Demokrat di Kongres mau bekerja sama dengan menurunkan ekspektasi nilai paket stimulus.
"Pendekatan semua atau tidak sama sekali bukan sebuah pilihan yang dapat diterima oleh rakyat AS," tegas surat yang ditulis oleh Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin kepada Ketua DPR Pelosi dan Chuck Schumer (Pimpinan Demokrat di Senat), seperti dikutip dari Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Sepi: Hang Seng & Shanghai Libur, Tokyo Disuspensi
