
Biden Unggul di Pilpres AS, Simak Dulu 7 Kabar Pasar Ini!

Jakarta, CNBC Indonesia - Perhatian pasar masih tertuju pada pemilihan umum presiden Amerika Serikat (Pilpres AS). Hal ini berimbas pada masih tingginya ketidakpastian di pasar saham karena proses penghitungan suara elektroral Joe Biden dan sang petahana, Donald Trump masih terus berlangsung.
Hal ini berimbas pada penurunan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 1,05% ke level 5.105,19 poin pada perdagangan Rabu kemarin (4/11/2020).
Data perdagangan mencatat, nilai transaksi mencapai Rp 8,01 triliun dengan volume 12,64 miliar unit saham. Investor asing melakukan aksi beli bersih Rp 7,80 miliar.
Beberapa saham yang banyak ditransaksikan antara lain PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan PT Astra International Tbk (ASII).
Sebelum memulai perdagangan Kamis, (5/11/2020), cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia :
1.Laba Telkom Naik 1,33% Jadi Rp 16,7 Triliun
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) mencatatkan kenaikan laba bersih tipis 1,33% secara year on year (YoY) hingga kuartal III-2020 lalu. Tercatat laba, bersih perusahaan menjadi Rp 16,67 triliun, naik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang senilai Rp 16,45 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, kenaikan laba ini juga membawa laba per saham naik menjadi Rp 168,37 dari sebelumnya sebesar Rp 166,15.
Kenaikan laba bersih ini terjadi, kendati pendapatan perusahaan justru turun 2,62% YoY menjadi Rp 99,94 triliun pada akhir September 2020 lalu. Sedangkan pada September 2019 pendapatan perusahaan tercatat Rp 102,63 triliun.
Dari segi produk, pendapatan dari data mencapai Rp 56,45 triliun, naik dari posisi tahun lalu Rp 54,56 triliun. Kontribusi dari bisnis data mobile mencapai Rp 48,82 triliun pada periode ini, naik dari sebelumnya Rp 46,42 triliun.
Kemudian pendapatan pendapatan Indihome juga mengalami kenaikan menjadi Rp 16,11 triliun, dari sebelumnya Rp 13,76 triliun.
2.Emiten Milik Heru Hidayat Protes Kejagung Sita Aset Perseroan
Emiten milik terdakwa kasus korupsi pada PT Asuransi Jiwasraya (Persero), Heru Hidayat, yaitu PT Inti Agri Resources Tbk (IIKP), menyatakan keberatan terkait penyitaan aset milik perseroan
Dalam penjelasan di laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Direktur Utama IIKP, Susanti Hidayat menyatakan, Kejaksaan Agung memutuskan untuk menjatuhkan pidana penjara seumur hidup dan melakukan pembayaran uang pengganti senilai Rp 10,72 triliun.
Namun, pada saat proses pemeriksaan terhadap tersangka Heru yang juga Komisaris Utama IIKP, Kejaksaan telah melakukan penyitaan terhadap aset milik perseroan dengan alasan berdasarkan anggaran dasar perseroan dan daftar pemegang saham perseroan bukanlah tersangka Heru.
Meski begitu, pemegang saham IIKP sebagian besar adalah publik. "Hampir seluruh aset-aset yang disita tersebut telah dimiliki oleh perseroan sebelum tahun 2008," tulis manajemen IIKP, dalam keterbukaan informasi, Rabu (4/11/2020).
3.Belum Mampu Bayar, Alam Sutera Tukar Guling Obligasi Rp 6,3 T
PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) menerbitkan global bond senilai total US$ 422,40 juta atau setara dengan Rp 6,25 triliun (asumsi kurs Rp 14.800/US$) dalam dua seri obligasi yang akan jatuh tempo pada 2024 dan 2025.
Penerbitan ini dilakukan dalam rangka tukar guling untuk menggantikan dua obligasi senilai US$ 545 juta yang jatuh tempo pada 2021 dan 2022 mendatang.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan perusahaan, surat utang ini memiliki tingkat bunga berjenjang (step up coupon bond) per tahunnya. Obligasi ini telah diterbitkan pada 2 November lalu di bursa Singapura (SGX).
Surat utang ini diterbitkan dalam dua nominal, pertama Surat Utang Baru 2024 sebesar US$ 171,39 juta dan Surat Utang Baru 2025 sebesar US$ 251,003 juta.
Tingkat bunga yang ditawarkan untuk surat utang 2024 di tiap tahunnya mulai dari tahun pertama sebesar 6%, lalu 8% di tahun kedua, 11% pada tahun ketiga hingga jatuh tempo. Kemudian untuk surat utang 2025 sebesar 6,25% di tahun pertama, 8,25% di tahun kedua, 11% pada tahun ketiga dan 12% hingga jatuh tempo.
4.Morgan Stanley Borong Saham BBRI Rp 138 M di Pasar Nego
Di tengah kondisi pasar saham yang masih berfluktuasi menjelang pengumuman hasil Pilpres AS, terjadi transaksi di pasar negosiasi atas saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) senilai Rp 137,97 miliar.
Data perdagangan menunjukkan, transaksi di pasar nego atas saham BBRI ini terjadi pada pukul 10.45 WIB, Rabu (4/11/2020).
Pembelian sebanyak 40.941.500 saham BBRI oleh PT Morgan Stanley Sekuritas Indonesia dengan kode broker MS di harga Rp 3.370 per saham atau setara Rp 137,97 miliar. Adapun broker penjual saham tersebut juga adalah Morgan Stanley Sekuritas alias transaksi ini disebut crossing karena terjadi di satu sekuritas.
5.Pendapatan Turun, Semen Indonesia Cetak Laba Q3 Rp 1,5 T
Emiten semen BUMN, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) membukukan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,54 triliun sepanjang periode 9 bulan pertama tahun ini.
Perolehan laba tersebut tercatat naik sebesar 19,37% dari periode yang sama di tahun lalu Rp 1,29 triliun. Dengan meningkatnya laba bersih tersebut, nilai laba per saham dasar perseroan terkerek menjadi sebesar Rp 260 per saham dari sebelumnya Rp 218 per saham.
Berdasarkan data laporan keuangan, sepanjang periode Januari sampai dengan September, perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp 25,62 triliun, turun 8,88% dari sebelumnya Rp 28,12 triliun.
6.Rugi PT Timah Q3 Naik 45% Jadi Rp 255 M
Perusahaan pertambangan PT Timah Tbk (TINS) membukukan kerugian yang lebih besar pada akhir kuartal ketiga tahun ini atau per September senilai Rp 255,15 miliar.
Jumlah rugi tersebut naik 45% dari rugi bersih yang dicatatkan perusahaan pada periode yang sama tahun lalu yang senilai Rp 175,78 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, kerugian ini menyebabkan nilai kerugian per saham terus bertambah menjadi Rp 34 dari sebelumnya Rp 25.
Meningkatnya kerugian ini disebabkan karena pendapatan usaha turun 18,42% secara year on year (YoY) menjadi senilai Rp 11,87 triliun dari pendapatan usaha di akhir September tahun lalu yang senilai Rp 14,55 triliun.
7.Dicaplok Chairul Tanjung, Saham Bank Harda Terbang 24%
Harga saham PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI) berhasil terbang lagi pada perdagangan sesi I, Rabu pagi (4/11/2020) setelah kemarin melesat menyentuh level auto reject atas (ARA).
Meroketnya saham Bank Harda setelah muncul keterbukaan informasi bahwa Bank Harda akan diakuisisi oleh Mega Corpora perusahaan milik pengusaha kondang Chairul Tanjung.
Data BEI mencatat, pada pukul 10.38 WIB, saham BBHI melesat 24,32% di level Rp 276/saham dengan nilai transaksi Rp 939,74 juta dan volume perdagangan 3,41 juta saham. Kapitalisasi pasar mencapai Rp 1,15 triliun.
Kemarin, hanya butuh waktu 1 menit bagi saham BBHI untuk terbang menyentuh level ARA-nya, pada 9:01 WIB, BBHI sudah diperdagangkan mentok naik 34,55% di level Rp 222/saham.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Optimisme ICDX Dorong RI Jadi Acuan Perdagangan Timah Global
