
Rupiah Kaget dan Melemah, Efek Kelamaan Libur?

Perkembangan ini membuat dua perekonomian terbesar Eropa, Jerman dan Prancis, kembali memberlakukan karantina wilayah (lockdown). Demi mempersempit ruang gerak penularan virus corona, warga kembali diminta sebisa mungkin #dirumahaja.
"Kita harus mengambil langkah sekarang. Sistem kesehatan saat ini mungkin masih bisa mengatasi tantangan yang ada, tetapi kecepatan infeksi membuat kapasitas akan mencapai batasnya dalam beberapa pekan ke depan," tegas Angela Merkel, Kanselir Jerman, sebagaimana diwartakan Reuters.
Mulai 2-30 November, pemerintah Jerman memerintahkan restoran dan bioskop untuk tutup sementara. Pertokoan masih boleh dibuka, tetapi kapasitas pengunjung dibatasi.
Kebijakan serupa juga diterapkan oleh Prancis. Presiden Emmanuel Macron menyatakan virus corona menyebar dengan kecepatan tinggi di Eropa, tidak terkecuali di Negeri Anggur.
"Kita dalam posisi yang sama dengan negara-negara tetangga, digilas oleh gelombang serangan kedua yang lebih berat dan mematikan ketimbang yang pertama. Saya memutuskan kita harus kembali ke lockdown agar dapat menghentikan laju penyebaran," kata Macron dalam pidato yang disiarkan televisi nasional, seperti dikutip dari Reuters.
Mulai Jumat waktu setempat, rakyat Prancis diperintahkan untuk semaksimal mungkin berada di rumah. Boleh keluar hanya untuk membeli kebutuhan pokok, mengakses layanan kesehatan, berolahraga maksimal satu jam per hari, pergi bekerja jika tidak dimungkinkan work from home, dan pergi ke sekolah. Namun mereka yang keluar rumah harus menunjukkan surat yang akan diperiksa oleh aparat keamanan.
Tidak lama berselang, Inggris menyusul. Pemerintahan Perdana Menteri Boris Johnson memutuskan lockdown berskala nasional kembali diterapkan selama sebulan ke depan.
"Kita harus bertindak sekarang. Kalau kita tidak bertindak, maka angka kematian bisa mencapai beberapa ribu orang per hari.
"Hari Natal akan berbeda tahun ini, mungkin sangat berbeda. Namun saya berharap dan yakin bahwa aksi yang kita lakukan sekarang akan membuat seluruh keluarga bisa menghadapi ini bersama-sama," kata Johnson dalam konferensi pers, seperti dikutip dari BBC.
Berdasarkan analisis sejumlah lembaga, kasus corona di Negeri Big Ben akan mencapai puncaknya pada Desember hingga Januari 2021. Selepas itu, kurva kasus diperkirakan mulai melandai seiring kehadiran vaksin anti-virus corona, yang diyakini Johnson akan datang pada kuartal I-2021.
![]() |
Pada kuartal III-2020, ekonomi Eropa sebenarnya mulai pulih meski masih tumbuh negatif alias terkontraksi. Eropa memang masih resesi, tetapi jauh membaik ketimbang 'kerak neraka' pada kuartal II-2020.
Namun dengan lockdown yang kembali marak, maka prospek pada kuartal IV-2020 boleh dikata suram. Persepsi ini yang membuat pelaku pasar mundur teratur dari aset-aset berisiko dan memilih memegang aset aman (safe haven) seperti dolar AS.
Pada pukul 08:18 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,06%. Dalam sepekan terakhir, indeks ini melesat lebih dari 1%.
Keperkasaan dolar AS yang masih berlanjut membuat peluang penguatan rupiah menipis. Baru pulang dari libur panjang, rupiah harus menerima kenyataan tercebur di zona merah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
