
Dolar AS "Ngamuk", tapi Rupiah Bisa Menguat Jika Tak Libur!

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia masih libur pada hari ini, Jumat (30/10/2020), dan baru akan dibuka kembali pada Senin (2/11/2020) pekan depan.
Saat pasar dalam negeri libur, Amerika Serikat (AS) mengumumkan data pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020 yang meroket tinggi, alhasil dolar AS pun "ngamuk" kemarin.
Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan mata uang Paman Sam ini, pada perdagangan Kamis kemarin menguat 0,59% ke 93,955, level tersebut merupakan yang tertinggi dalam 1 bulan terakhir.
Melihat penguatan indeks dolar AS tersebut, seandainya pasar dalam negeri buka hari ini bagaimana nasib rupiah?
Jika melihat pergerakan kurs rupiah di pasar non-delivarable forward (NDF), rupiah berisiko melemah pagi ini, meski tipis.
Bahkan ada kemungkinan bisa berbalik menguat. Hal tersebut terindikasi dari kurs NDF pagi ini yang melemah ketimbang kemarin sore, bahkan jauh lebih lemah dari Selasa sore menjelang penutupan perdagangan di dalam negeri sebelum libur panjang.
Periode | Kurs Selasa (27/10/2020) pukul 14:55 WIB | Kurs Kamis (29/10/2020) Pukul 15:40 WIB | Kurs Jumat (30/10/2020) Pukul 8:54 WIB |
1 Pekan | Rp14.634,50 | Rp14.731,80 | Rp14.745,50 |
1 Bulan | Rp14.659,00 | Rp14.779,90 | Rp14.759,60 |
2 Bulan | Rp14.709,00 | Rp14.831,50 | Rp14.825,50 |
3 Bulan | Rp14.755,00 | Rp14.868,30 | Rp14.871,50 |
6 Bulan | Rp14.885,00 | Rp15.050,00 | Rp15.021,00 |
9 Bulan | Rp15.055,00 | Rp15.182,40 | Rp15.189,40 |
1 Tahun | Rp15.235,00 | Rp15.392,50 | Rp15.344,00 |
2 Tahun | Rp15.976,00 | Rp16.091,00 | Rp15.976,00 |
Tetapi tidak semua mengalami pelemahan, tenor jangka panjang masih menguat, yang artinya investor asing melihat ada peluang ke depannya rupiah akan menguat.
NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.
Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.
Pergerakan kurs NDF yang bervariasi memberikan peluang rupiah untuk menguat hari ini. Rilis data pertumbuhan ekonomi AS yang apik membuat sentimen pelaku pasar membaik. Terlihat dari pergerakan bursa saham AS (Wall Street) yang berhasil menguat kemarin setelah mengalami aksi jual masif 2 dalam 2 hari beruntun.
Seperti diketahui, saat sentimen pelaku pasar membaik, rupiah akan diuntungkan, sebab merupakan aset emerging market dengan imbal hasil tinggi.
Kamis kemarin, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari produk domestic bruto (PDB) tumbuh 33,1% secara kuartalan yang disetahunkan (quarterly annualized).
PDB di kuartal III-2020 tersebut lebih tinggi dari prediksi Reuters sebesar 31,9% maupun Dow Jones sebesar 32%, dan membalikkan kontraksi (tumbuh negatif) 31,4% di kuartal II-2020 lalu.
Jika dilihat secara tahunan (year-on-year/YoY), PDB di kuartal III-2020 masih mengalami kontraksi 2,9%, meski lebih baik ketimbang 3 bulan sebelumnya minus 9%. Artinya Amerika Serikat mengalami resesi.
Secara umum, negara dikatakan mengalami resesi jika PDB mengalami kontraksi 2 kuartal beruntun secara tahunan (YoY). Sementara jika kontraksi terjadi secara kuartalan, disebut sebagai resesi teknikal.
Amerika Serikat memang resmi mengalami resesi, tetapi sudah lepas dari resesi teknikal.
Sementara itu, Indonesia akan menyusul Amerika Serikat. Indonesia sudah pasti mengalami yang pertama kalinya dalam 22 tahun terakhir, tetapi seberapa besar kontraksi ekonomi yang menjadi misteri, dan dinanti pelaku pasar.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan ekonomi kuartal III-2020 akan berada di kisaran minus 1% hingga 2,9%.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III-2020 akan dirilis pada 5 November mendatang, setelah mengalami kontraksi 5,32% di kuartal II-2020.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Kurangi Ketergantungan Dolar AS