Dow Futures Hijau, Wall Street Berpeluang Dibuka Semarak

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
29 October 2020 18:50
Founder and CEO of Zuora, Tien Tzuo, takes part in the company's IPO on the floor of the New York Stock Exchange shortly after the opening bell in New York, U.S., April 12, 2018.  REUTERS/Lucas Jackson
Foto: REUTERS/Lucas Jackson

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (29/10/2020) menghijau, mengindikasikan aksi beli selektif pemodal AS di tengah sentimen negatif yang masih marak.

Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average naik 112 poin atau 0,4%, mengindikasikan bahwa indeks acuan bursa itu bakal naik 111 poin di pembukaan nanti. Kontrak serupa indeks S&P 500 dan Nasdaq juga bergerak ke teritori positif, masing-masing sebesar 0,6% dan 0,9%.

Saham Apple, Amazon, Alphabet dan Facebook, yang bakal merilis kinerja keuangannya per kuartal III-2020 hari ini tercatat menguat di sesi pra-pembukaan.

Pelaku pasar juga memperhatikan rilis Produk Domestik Bruto (PDB) AS untuk kuartal ketiga yang bakal dirilis berbarengan dengan pembukaan pasar. Ekonom dalam survey Dow Jones memperkirakan ekonomi Negeri Sam bakal tumbuh 32% (disetahunkan), atau berbalik menguat setelah anjlok karena pukulan virus corona.

Kemarin Dow Jones terhempas 934 poin, atau -3,4%, menjadi koreksi 4 hari beruntun yang juga terburuk sejak 11 Juni. Indeks S&P 500 mencatatkan kinerja harian terburuk sejak 11 Juni, ambles 3,5% untuk hari ketiga berturut-turut.

Indeks Dow Jones telah tertekan lebih dari 6% selama sepekan ini dan indeks S&P 500 terpukul hingga lebih dari 5%, mengarah kinerja terburuk sejak Maret. Sementara itu, indeks saham teknologi Nasdaq melemah 3,7% menjadi yang terburuk sejak 8 September.

Aksi jual tersebut terjadi beriringan dengan koreksi bursa Eropa mengiringi lonjakan kasus Covid-19 yang memicu Jerman dan Prancis mengumumkan kebijakan lockdown terbaru untuk mengatasi gelombang kedua penyebaran virus Covid-19.

Di AS, mantan Kepala Lembaga Obat dan Makanan (Food and Drug Administration/FDA) Scott Gottlieb kepada CNBC International menyebutkan bahwa AS ada di jalur seperti Eropa, meski terlambat 3 atau 4 pekan.

Mark Luschini, Kepala Investasi Janney Capital Management mengatakan koreksi yang terjadi bakal membuka peluang beli karena beberapa saham yang diuntungkan dari pemulihan ekonomi-finansial, bahan material dan saham receh-terkoreksi lebih tipis.

"Ini bukan mengindikasikan bahwa investor menafikan pertumbuhan di domestik atau secara global," tuturnya. Dia memantau rerata pergerakan indeks S&P 500 dalam 200-hari pada level 3.130, atau 4,3% di bawah penutupan kemarin.

Beberapa emiten akan mengumumkan kinerja keuangannya, seperti produsen vaksin Moderna, Comcast (induk usaha NBCUniversal) dan CNBC. Demikian juga dengan Amazon, Apple, Facebook dan induk usaha Google (Alphabet).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Analis: Koreksi IHSG Terimbas Pelemahan Wall Street

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular