Emas Jatuh tapi Belum Jauh Dari US$ 1.900, Masih Layak Beli?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
27 October 2020 17:52
Emas Batangan ditampilkan di Hatton Garden Metals, London pada 21 July 2015 (REUTERS/Neil Hall/File Photo)
Foto: Emas Batangan ditampilkan di Hatton Garden Metals, London pada 21 July 2015 (REUTERS/Neil Hall/File Photo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia masih belum bisa jauh-jauh dari level US$ 1.900/troy ons belakangan ini. Kemarin, harga emas dunia kemarin menguat tipis 0,05% ke US$ 1.901,69/troy ons, padahal sempat menguat ke US$ 1.908/troy ons.

Hal yang sama terjadi pada perdagangan hari ini, Selasa (27/10/2020), emas sempat menguat ke US$ 1.910,15/troy ons tetapi malah berbalik melemah 0,13% ke US$ 1.899,16/troy ons pada pukul 16:30 WIB.

Pergerakan emas dalam 2 hari pertama pekan ini sesuai dengan hasil survei Kitco terhadap analis di Wall Street. Survei mingguan yang dilakukan menunjukkan 41% analis memberikan outlook bullish (harga akan naik). Jumlah analis yang memberikan outlook neutral (harga tidak kemana-mana) juga sama sebesar 41%. Sementara yang memberikan outlook bearish (harga turun) sebanyak 18%.

Wajar saja harga emas tidak kemana-mana, sebab dalam tempo 2 pekan ada faktor krusial yang akan menentukan nasib emas. Pertama pada Kamis nanti akan dirilis data data pertumbuhan ekonomi AS kuartal III-2020, yang diprediksi akan tumbuh hingga 32,5% secara kuartalan yang disetahunkan (quarterly annualized) berdasarkan survei Refinitiv.

Kenaikan masif tersebut bisa terjadi akibat low base effect, dimana di kuartal II-2020 lalu pertumbuhan ekonomi AS mengalami kontraksi 31,4%.

Data yang apik, bisa jadi akan menurunkan minat investor terhadap emas yang menyandang status safe haven. Selain itu stimulus fiskal yang akan dgelontorkan AS kemungkinan tidak akan besar, seandainya ekonomi AS dinilai menunjukkan kebangkitan yang signifikan.

Kemudian pekan depan akan ada pemilihan presiden AS yang mempertemukan petahana dari Partai Republik, Donald Trump, dengan lawannya dari Partai Demokrat Joseph 'Joe' Biden.

Emas memang belum mampu jauh dari level US$ 1.900/troy ons, namun Andy Hecht partner di bubbatrading.com, mengatakan akan senang jika harga emas dunia menurun, sebab ia bisa membeli lebih banyak emas.

"Saya menyambut penurunan harga emas, saya ingin melihat harga emas turun, itu artinya saya akan membeli lebih banyak emas," kata Hecht sebagaimana dilansir Kirco, Kamis (23/10/2020).

"Saya melihat kita masih di tahap awal supercyle komoditas, itu artinya emas akan melesat tinggi, begitu juga dengan perak," katanya.

Terkait dengan pilpres di AS, siapa pun pemenangnya apakah petahana Donald Trump, atau penantangnya Joe Biden, harga emas dikatakan tetap akan menguat.

Tetapi jika Biden yang memenangi pilpres akan lebih menguntungkan bagi emas, sebab menurut Hetch nilai stimulus yang akan digelontorkan lebih besar.

Hal senada juga diungkapkan Mike McGlone ahli strategi komoditas senior di Bloomberg Intelligence. Ia mengatakan emas saat ini sedang memulai tren penguatan 20 tahun lalu, atau yang disebut supercycle.

"Saya melihat emas saat ini memiliki kesamaan dengan tahun 2001 ketika memulai tren kenaikan. Emas saat ini memulai lagi tren bullish yang dimulai 20 tahun lalu," kata McGlone sebagaimana dilansir Kitco.

McGlone mengatakan selama periode pemerintahan Trump emas sudah melesat 50%, dan siapa pun yang memerintah di AS selanjutnya ia melihat emas akan kembali mencetak kenaikan 50%.

Sama dengan Hetch, McGlone juga menilai emas akan lebih diuntungkan Joe Biden dan Partai Demokrat memenangi pemilihan umum kali ini.

Secara teknikal, pada grafik harian emas membentuk pola Ascending Triangle. Dengan batas atas berada di kisaran US$ 1.931/troy ons. 

Sementara itu, indikator stochastic bergerak turun tetapi masih jauh dari wilayah jenuh jual (oversold), sehingga belum memberikan sinyal kemana emas akan melangkah.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

xauGrafik: Emas (XAU/USD) Harian
Foto: Refinitiv

Ruang penguatan emas di pekan ini terbuka ke batas atas Ascending Triangle US$ 1.931/troy ons.

Lebar pola Ascending Triangle tersebut sebesar US$ 84. Sehingga jika batas atas tersebut dilewati dan emas bertahan di atasnya ada potensi penguatan sebesar US$ 84 ke US$ 2.2015/troy ons dalam beberapa pekan ke depan.

Sementara support terdekat berada di kisaran US$ 1.880/troy ons, yang berada di kisaran rerata pergerakan 100 hari (Moving Average/MA 100), serta dekat denga garis miring pola Ascending Triangle.

Jika level tersebut jebol, emas berisiko terkoreksi lebih dalam.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular