
Deretan Saham yang Joss & Boncos Sepekan, Punya Gak Sahamnya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sepekan lalu ditutup terapresiasi tipis 0,17% di level 5.112,18 pada Jumat (23/10/2020).
Indeks acuan pasar modal Tanah Air memang sedang memasuki fase konsolidasi di level 5.100 sejak sepekan sebelumnya. Pada Jumat, IHSG ditutup sehari menguat 0,40% sehingga sepekan naik tipis 0,17%.
Dalam sebulan terakhir perdagangan, data BEI mencatat indeks acuan Bursa Efek Indonesia (BEI) ini naik 3,36%.
Sepinya sentimen penggerak pasar terutama secara domestik memang membuat IHSG sering bergerak menyamping. Sementara itu dari pasar global sentimen penggerak pasar hanya dari tarik ulur stimulus fiskal untuk menanggulangi dampak Covid-19 di Amerika Serikat.
Meskipun IHSG hanya mampu naik tipis, namun ternyata banyak pula saham yang mampu terbang tinggi sampai puluhan persen.
Simak tabel berikut.
Top Gainers Perdagangan 19-24 Oktober 2020
Emiten | %Change | Now | before |
JAWA | 86,79% | 53 | 99 |
RONY | 28,41% | 366 | 470 |
HRUM | 27,38% | 1,680 | 2,140 |
SAME | 24,39% | 123 | 153 |
ASRI | 24,17% | 120 | 149 |
PDES | 22% | 200 | 244 |
Kenaikan tertinggi sendiri dibukukan oleh saham PT Jaya Agra Wattie Tbk (JAWA) yang harga sahamnya berhasil melesat 86,79% selama sepekan terakhir.
Meskipun terbang ternyata kenaikan emiten sawit dan karet ini tidak disertai dengan volume perdagangan yang besar serta kapitalisasi pasar perusahaan tergolong kecil yakni hanya Rp 373 miliar, sehingga harganya mudah digiring (cornering) oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Selanjutnya ada saham PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) yang juga terbang 24,39% selama sepekan dampak dari aksi korporasi perusahaan induk usaha rumah sakit OMNI Hospitals ini.
SAME berencana mengakuisisi seluruh saham perusahaan rumah sakit PT Elang Medika Corpora (EMC) senilai Rp 1,25 triliun. Untuk memuluskan rencana ini maka perusahaan akan melakukan Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.
Selanjutnya terdapat pula emiten properti PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) yang berhasil melesat 24,17%.
Salah satu sentimen bagi saham-saham properti, termasuk pusat perbelanjaan adalah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi yang mulai dilonggarkan.
Pemprov DKI Jakarta juga sudah menerbitkan izin operasi tiga bioskop, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi pengunjung. Syarat yang harus dipenuhi adalah batasan usia maksimum yang boleh ke bioskop adalah usia 60 tahun.
Selain itu rilis data prapenjualan alias marketing sales emiten properti kelas kakap yang berhasil naik di kuartal ketiga 2020 ini dan berhasil melewati titik nadirnya pada kuartal kedua 2020 setelah terserang virus corona juga berhasil melesatkan sektor properti.
Top losers
Di sisi lain, ternyata banyak pula saham yang terpaksa terkoreksi parah hingga sampai puluhan persen dalam sepekan lalu.
Top Losers Perdagangan 19-24 Oktober 2020
Loser | %Change |
TUGU | -30,05% |
ARKA | -29,11% |
SKLT | -25,26% |
RUIS | -24,12% |
WEHA | -22,54% |
Tercatat saham-saham yang memimpin penurunan alias top losers adalah saham yang notabene mempunyai kapitalisasi pasar kecil yakni di bawah Rp 3 triliun.
Tercatat di posisi pertama terdapat saham emiten properti PT DMS Propertindo Tbk (KOTA) yang anjlok 29,09% selama sepekan.
Data perdagangan mencatat saham KOTA anjlok ke level Auto Reject Bawah alias ARB-nya selama sepekan terakhir, bahkan penurunan saham KOTA sudah terjadi selama 9 hari perdagangan berturut-turut dan seringkali anjlok ke level ARB-nya.
Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai regulator juga sudah menanyakan kepada emiten perihal penurunan ini.
Akan tetapi melalui keterbukaan informasi KOTA menjawab tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi nilai efek dan tidak akan melakukan aksi korporasi dalam waktu dekat.
Di posisi kedua terdapat saham emiten industri plastik PT Yanaprima Hastapersada Tbk (YPAS) yang senasib dengan KOTA anjlok ke level ARB-nya selama sepekan penuh, dan membukukan penurunan sebesar 28,95%.
Kapitalisasi pasar YPAS juga tergolong kecil, hanya sebesar Rp 180 miliar dengan total saham publik hanya 10,53% atau senilai kurang lebih Rp 19 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Banyak Sentimen Baik, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini
