Kuartal III-2020

Mau Buat Pabrik di RI, Ternyata Begini Kondisi Keuangan Tesla

tahir saleh, CNBC Indonesia
22 October 2020 11:08
FILE PHOTO: A Tesla Model X vehicle is charged by a supercharger outside a Tesla electric car dealership in Sydney, Australia, May 31, 2017.  REUTERS/Jason Reed/File Photo
Foto: REUTERS/Jason Reed

Jakarta, CNBC Indonesia - Tesla, Inc. perusahaan kendaraan listrik yang tercatat di Bursa Nasdaq, AS, mencatatkan laba bersih pada kuartal III-2020 sebesar US$ 331 juta atau setara dengan Rp 4,87 triliun (kurs Rp 14.700/US$) dengan pendapatan sebesar US$ 8,77 miliar atau Rp 129 triliun.

Perusahaan pembuat mobil listrik yang dikendalikan miliarder Elon Musk ini sebelumnya melaporkan pengiriman 139.300 kendaraan listrik untuk periode yang berakhir 30 September 2020 atau kuartal III-2020.

Laporan keuangan TeslaFoto: Laporan keuangan Tesla
Laporan keuangan Tesla

Saham Tesla berkode TSLA di Nasdaq, langsung naik sekitar 3% pada perdagangan Rabu kemarin setelah perusahaan mencatatkan kinerja kuartalan yang jauh di atas ekspektasi analis dari sisi EPS (earnings per share, laba per saham) dan pendapatan.

Selain itu, Tesla juga mencatatkan laba dalam lima periode kuartalan secara beruntun.

Meski demikian pada penutupan perdagangan Rabu waktu AS (Kamis pagi waktu Indonesia), saham TSLA akhirnya ditutup hanya di level US$ 422,64/saham, atau naik 0,17%.

Laporan keuangan TeslaFoto: Laporan keuangan Tesla
Laporan keuangan Tesla

Berikut adalah kinerja Tesla versus ekspektasi analis, dikutip CNBC International:

  • Laba per saham (EPS, disesuaikan): 76 sen vs 57 sen versi analis, mengacu data Refinitiv
  • Pendapatan: US$ 8,77 miliar vs US$ 8,36 miliar, data Refinitiv.

Laba bersih (perhitungan secara GAAP/generally accepted accounting principles): US$ 331 juta vs US$ 394 juta, data Refinitiv

CNBC melaporkan, Tesla sudah mengirim 139.300 kendaraan listrik selama kuartal tersebut, dan menjadi rekor baru untuk Tesla.

Pendapatan segmen otomotif sebesar US$ 7,6 miliar, atau memberi porsi dominan mencapai 91% dari total pendapatan di kuartal tersebut.

Adapun margin kotor otomotif, tidak termasuk fee dari bisnis kredit regulasi naik dari 18,7% menjadi 23,7% secara berurutan.

Tesla meraup pendapatan US$ 397 juta dalam bentuk kredit regulasi (fee kendaraan ramah lingkungan) selama kuartal tersebut hampir dua kali lipat jumlah yang dihasilkan dari bisnis kredit "hijau" ini dari tahun ke tahun.

Regulatory credits sebetulnya adalah kredit poin atau fee yang diberikan oleh pemerintah negara bagian dan federal untuk memberikan kontribusi nol polusi terhadap lingkungan.

Biasanya, di negara bagian California dan beberapa negara bagian lain di AS, pabrikan mobil seperti Tesla, Ford, General Motors, diharuskan oleh undang-undang untuk memenuhi standar emisi minimum tertentu untuk semua kendaraan yang mereka produksi.

Kalau tidak, pabrikan tersebut akan menghadapi denda yang besar atau berisiko dicabut izinnya oleh pemerintah negara bagian karena gagal memenuhi standar emisi ini.

Biaya operasional melonjak 33% dari kuartal terakhir menjadi US$ 1,25 miliar, karena Tesla mulai membangun pabrik baru di Austin, Texas dan Brandenburg, Jerman.

"Saya harus menegaskan bahwa untuk Berlin dan Austin, kami berharap mulai mengirimkan mobil dari pabrik tersebut tahun depan, tetapi karena sifat eksponensial dari spool up di pabrik terutama yang memiliki teknologi baru, kami akan memulai dengan sangat lambat pada awalnya dan kemudian menjadi sangat besar," kata Musk, dikutip CNBC, Kamis (22/10/2020).

Dia juga menegaskan kepada investor bahwa butuh waktu 12 hingga 24 bulan ke depan, untuk mencapai kapasitas penuh di pabrik-pabrik baru ini setelah pabrik tersebut mulai beroperasi.

Tesla sebelumnya berencana memulai produksi di pabrik Berlin pada Juli 2021.

Ketika ditanya tentang perkembangan truk pick up listrik CybertruckMusk mengatakan dia berharap beberapa pengiriman truk listrik tersebut, yang bentuknya mirip trapesium logam besar, akan dimulai pada akhir 2021.

"Jika semuanya berjalan dengan baik," harapnya.

Cybertruck diluncurkan pada 21 November 2019. Musk sesumbar bahwa Tesla sudah mengantongi ratusan ribu pre-order untuk kendaraan listrik tersebut tak lama setelah debutnya diperkenalkan.

Pada pertemuan pemegang saham tahunan Tesla 2020 dan presentasi hari baterai pada September lalu, Musk mengatakan bahwa pengiriman kendaraan pada tahun 2020 akan naik 30% hingga 40% dari tahun lalu, jumlahnya diprediksi 477.750 hingga 514.500 total pengiriman.

CFO Tesla, Zachary Kirkhorn mengatakan bahwa Tesla sekarang menargetkan 500.000 pengiriman kendaraan pada tahun 2020, mengulangi panduan perusahaan sebelumnya.

Kirkhorn mengakui bahwa hasil kuartal ketiga Tesla dibantu oleh penjualan kredit regulasi yang lebih baik dari perkiraan.

"Bisnis kredit regulasi lebih kuat dari ekspektasi kami dan kami melacak lebih dari dua kali lipat tahun ini dibandingkan tahun lalu," katanya.

Dia juga mengatakan bahwa pada 2021 dan 2022, Tesla berencana untuk menganggarkan dana investasi lebih banyak dari perkiraan sebelumnya, US$ 2,5 miliar, terutama untuk pabrik dan ekspansi baru.

FILE PHOTO: Tesla Motors CEO Elon Musk speaks during the National Governors Association Summer Meeting in Providence, Rhode Island, U.S., July 15, 2017. REUTERS/Brian Snyder/File PhotoFoto: CEO Tesla Elon Musk (REUTERS/Brian Snyder)
FILE PHOTO: Tesla Motors CEO Elon Musk speaks during the National Governors Association Summer Meeting in Providence, Rhode Island, U.S., July 15, 2017. REUTERS/Brian Snyder/File Photo

Sebagai informasi, di Indonesia, Tesla sudah menjajaki pembicaraan serius demi bisa membangun pabrik baterai di Indonesia.

Sejalan, Pemerintah Indonesia kini tengah mendorong pembangunan hilirisasi industri nikel menjadi baterai hingga mobil listrik, terutama karena banyaknya sumber daya nikel di Tanah Air.

Selain Tesla, setidaknya ada tiga perusahaan baterai mobil listrik kelas dunia akan berinvestasi membangun pabrik baterai mobil listrik hingga mobil listrik.

Antara lain Contemporary Amperex Technology Co. Ltd. (CATL) asal China, LG Chem asal Korea Selatan, dan Hyundai juga Korea Selatan.

Tak tanggung-tanggung, jumlah investasi yang akan digelontorkan berpotensi mencapai US$ 20 miliar atau Rp 294 triliun (kurs Rp 14.700/US$).

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bahkan mengatakan adanya sumber daya mineral yang melimpah di negara menjadi kunci dalam pembangunan pabrik baterai hingga mobil listrik ke depannya.

"Untuk Anda yang lebih muda lagi, kita tahu Indonesia ini kaya, kita punya semua cadangan mineral untuk menjadi pemain kunci di industri baterai lithium, seperti lithium, cobalt, nikel, mangan, aluminium, copper (tembaga), dan graphite," tuturnya dalam acara INDY FEST 2020 pada Senin (19/10/2020).

Besarnya kekayaan yang dimiliki disebut-sebut membuat Tesla kecantol untuk berinvestasi langsung di Indonesia.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang juga mengakui soal rencana pembangunan pabrik baterai Tesla di Indonesia sedang tahap diskusi.

Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves Ayodhia GL Kalake mengatakan, perkembangan soal Tesla ada di tingkat menteri perindustrian.

"Beberapa waktu yang lalu Pak Menko Luhut memang dikontak oleh pihak Tesla kemudian pak menteri perindustrian mungkin 2 hari yang lalu menyampaikan kepada media sudah ada pembicaraan tetapi tidak sampai kepada kami..," kata Ayodhia kepada CNBC Indonesia, Rabu (21/10).


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! Harta Pendiri Tesla Elon Musk Lenyap Rp 351 T Sehari!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular