Jualan Mobil Elon Musk Makin Seret, Tapi Cuan Bisnis Karbon Gacor

fsd, CNBC Indonesia
24 July 2024 14:34
CEO Tesla, Elon Musk, memperkenalkan Cybertruck di studio desain Tesla.
Foto: (AP Photo / Ringo H.W. Chiu)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan mobil listrik (EV) milik Elon Musk, Tesla, mencatatkan penurunan laba bersih hingga 45% pada kuartal kedua (April hingga Juni) 2024. Laba bersih Tesla dalam tiga bulan kedua tahun ini tercatat senilai US$ 1,48 miliar atau setara Rp 23,94 triliun (asumsi kurs Rp 16.200/US$), turun signifikan dari catatan setahun sebelumnya yang mencapai US$ 2,70 miliar (Rp 43,79 triliun).

Penurunan signifikan kinerja Tesla terjadi di tengah permintaan EV yang mulai mendingin, serta perang harga sedang terjadi akibat munculnya banyak penantang baru di segmen industri otomotif ramah lingkungan.

Profitabilitas Tesla tertekan akibat penjualan yang lebih rendah dan pembeli membayar lebih sedikit untuk model intinya. CEO Tesla Elon Musk mengaitkan kinerja yang buruk ini dengan perang harga yang terjadi dalam setahun terakhir karena para pesaing membanjiri pasar dengan penawaran kendaraan listrik mereka sendiri.

Penjualan mobil listrik Tesla turun 4,8% pada kuartal kedua menjadi 443.956 kendaraan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Produksi pada periode tersebut menurun 14% menjadi sekitar 410.831 mobil.

Imbas perang harga, margin laba operasional perusahaan juga semakin tipis atau turun menjadi 6,3% dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai 9,6%.

Hasil ini kemungkinan besar akan meningkatkan tekanan pada Elon Musk untuk menunjukkan bahwa perusahaan tersebut dapat menemukan cara baru untuk tumbuh dan menghasilkan uang.

Meski sedang dalam kondisi bisnis kurang optimal, Tesla tercatat mampu membukukan rekor jumlah penjualan kredit karbon kepada produsen mobil lain yang gagal memenuhi persyaratan emisi. Pendapatan dari kredit tersebut, yang pada dasarnya adalah laba murni (pure profit), naik menjadi US$ 890 juta (Rp 14,42 triliun) pada kuartal kedua dari semula hanya US$ 282 juta setahun sebelumnya.

Artinya porsi laba penjualan karbon mencapai 60% total laba bersih perusahaan jauh lebih besar dari yang diperoleh bisnis utama perusahaan yakni penjualan mobil listrik.

Dengan penjualannya yang merosot, Tesla berusaha memangkas biaya. Pada bulan April, Musk mengatakan perusahaannya akan memberhentikan lebih dari 10% stafnya, atau sekitar 14,000 orang, di seluruh dunia. Pemotongan tersebut mencakup 2.000 pekerja di pabriknya di Fremont, California, dan hampir 2.700 pekerja di pabrik lain di Austin, Texas.

Mereka juga memangkas harga mobilnya, sehingga mengurangi margin keuntungan yang diperoleh dari setiap kendaraan yang dijual. Pada suatu waktu, pemotongan tersebut membantu meningkatkan penjualan, namun kini perusahaan tersebut kesulitan memenangkan pelanggan bahkan dengan harga yang lebih rendah.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cerita Pengacara Minta Rp 87 T Usai Bikin Boncos Elon Musk Rp 865 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular