
Jadi Pengendali Bank Syariah Terbesar RI, Ini Rencana Mandiri

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebagai pemegang saham pengendali bank hasil penggabungan tiga bank syariah milik Himbara, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menilai langkah ini merupakan upaya untuk meningkatkan kontribusi bisnis syariah ke konsolidasi perusahaan.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan penggabungan tersebut merupakan inisiatif strategis yang dilakukan untuk memaksimalkan potensi bisnis syariah di Indonesia yang dinilai masih cukup besar.
"Kami liat penggabungan ini inisiatif strategis untuk peningkatan bisnis syariah dan memberikan impact konsolidasi ke Bank Mandiri secara grup," kata Darmawan saat Konferensi Pers usai RUPSLB, Rabu (21/10/2020).
Dia mengungkapkan, dengan besarnya nilai aset dari bank hasil penggabungan ini maka bank hasil penggabungan ini bakal bisa merambah pasar keuangan hingga ke Timur Tengah yang masih menjadi market terbesar untuk jasa keuangan syariah saat ini.
"Potensi syariah di Indonesia masih sangat besar, dengan aset tidak sampai Rp 600 triliun di pasar, bergabungnya BNIS, BRIS, BSM menghasilkan aset Rp 207 triliun-Rp 210 triliun. Tentunya ini langkah besar bank syariah bergabung jadi akan meningkatkan bisnis syariah sampai ke Timur Tengah yang potensi transaksinya sangat besar," jelas dia.
Bank Mandiri menjadi pemegang saham mayoritas dari PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS), sebagai bank hasil penggabungan (surviving entity) dengan kepemilikan sebesar 51%.
Komposisi pemegang saham pada lainnya adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) 25,0%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) 17,4%, DPLK BRI - Saham Syariah 2% dan publik 4,4%.
Dengan demikian bank hasil penggabungan akan masuk ke dalam TOP 10 bank terbesar di Indonesia dari sisi aset dan TOP 10 bank syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar.
Bank hasil penggabungan akan tetap menjadi perusahaan terbuka dan tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan ticker code (kode saham) BRIS.
BRIS nantinya akan memiliki modal dan aset yang kuat dari segi finansial, sumber daya manusia, sistem teknologi informasi, maupun produk dan layanan keuangan untuk dapat memenuhi kebutuhan nasabah sesuai dengan prinsip syariah.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perang Bank Berebut Nasabah Korporat di Ruang Digital