Ada Kabar Deal Brexit, Kurs Poundsterling Lompat Nyaris 1%

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
21 October 2020 17:03
MEP's embrace after a vote on the UK's withdrawal from the EU, the final legislative step in the Brexit proceedings, during the plenary session at the European Parliament in Brussels, Wednesday, Jan. 29, 2020. The U.K. is due to leave the EU on Friday, Jan. 31, 2020, the first nation in the bloc to do so. (AP Photo/Francisco Seco, Pool)
Foto: Pelukan MEP setelah pemungutan suara pada penarikan Inggris dari UE, langkah legislatif terakhir dalam proses Brexit, selama sesi pleno di Parlemen Eropa di Brussels, Rabu, 29 Januari 2020. (AP Photo/Francisco Seco, Pool)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar poundsterling Inggris menguat tajam melawan dolar Amerika Serikat (AS) dan rupiah pada perdagangan Rabu (21/10/2020).

Kabar kesepakatan Brexit atau keluarnya Inggris dari Uni Eropa menjadi pemicu penguatan tersebut.

Melansir data Refinitiv, poundsterling lompat nyaris 1% melawan dolar AS ke US$ 1,3064 di pasar spot sore ini. Sementara melawan rupiah, mata uang Negeri Ratu Elizabeth menguat 0,45% ke Rp 19.045/GBP.

Kepala negosiator Uni Eropa Michael Barnier mengatakan kesepakatan datang dengan Inggris masih mungkin akan tercapai.

"Meski banyak masalah yang kita hadapi, kesepakatan dengan Inggris masih bisa kira capai jika kedua belah pihak bekerjasama dengan baik," kata Barnier sebagaimana dilansir CNBC International, Rabu (21/10/2020).

"Jika kedua belah pihak bersedia berkompromi dan jika kita bisa membuat kemajuan dalam beberapa hari ke depan dalam naskah hukum, serta jika kita siap untuk menyelesaikan poin-poin penting, subyek-subyek yang paling sulit," katanya.

Pernyataan Barnier tersebut membuat pelaku pasar optimistis akan ada deal antara Inggris dan Uni Eropa sebelum masa transisi Brexit berakhir 31 Desember mendatang.

Brexit menjadi isu penting bagi perekonomian Inggris juga Uni Eropa.

Jika hingga penghujung tahun nanti kedua belah pihak tidak mencapai kata sepakat untuk beberapa hal, terutama masalah perdagangan, maka akan terjadi Hard Brexit.

Artinya Inggris akan keluar begitu saja, tanpa ada perjanjian apapun, seperti perjanjian dagang sehingga produk dari Inggris tidak bisa bebas masuk ke pasar tunggal Uni Eropa, begitu juga sebaliknya.

Alhasil, perekonomian Eropa diprediksi akan terpukul hebat. Reuters mengutip The Times yang mendapat bocoran dokumen Pemerintah Inggris, melaporkan produk domestik bruto (PDB) Inggris diprediksi akan mengalami kontraksi hingga 9,5% jika terjadi Hard Brexit.

Perekonomian Inggris akan kehilangan sebesar 66 miliar poundsterling, dan industri finansial diramal kehilangan pendapatan hingga 38 miliar poundsterling.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tunggu Sinyal Suku Bunga Negatif, Kurs Poundsterling Jeblok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular