
Naik ke Rp 10.827, Dolar Singapura Makin Dicintai Investor

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura menguat melawan rupiah pada perdagangan Senin (19/10/2020), melanjutkan kinerja positif Jumat pekan lalu. Hasil survei dari Reuters menunjukkan para investor semakin mencintai mata uang Negeri Merlion ini.
Pada pukul 11:05 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.827,13, dolar Singapura menguat 0,23% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Pada Jumat lalu, dolar Singapura juga membukukan penguatan 0,23%.
Hasil survei 2 mingguan yang dilakukan Reuters menunjukkan investor semakin bullish (memprediksi akan terus menguat) terhadap dolar Singapura melawan dolar AS.
Survei dari Reuters tersebut menggunakan rentang -3 sampai 3. Angka positif berarti pelaku pasar mengambil posisi long (beli) terhadap dolar AS dan short (jual) terhadap dolar Singapura. Begitu juga sebaliknya, angka negatif berarti mengambil posisi short (jual) terhadap dolar AS dan long (beli) terhadap dolar Singapura.
Hasil survei terbaru yang dirilis Kamis (15/10/2020) kemarin menunjukkan angka -0,72, meningkat tajam dari dari 2 pekan lalu -0,25.
Sebaliknya, investor justru masih tidak tertarik dengan rupiah. Hasil survei tersebut menunjukkan angka 0,35. Meski membaik dari sebelumnya 0,61, tetapi angka positif berarti investor masih "membuang" rupiah.
Dua kondisi berbeda tersebut tentunya membuat rupiah tertekan melawan dolar Singapura dalam 2 hari terakhir.
Dolar Singapura menjadi salah satu mata uang yang disukai di tengah pandemi saat ini, sebabnya stimulus fiskal yang digelontorkan pemerintahnya, guna meredam penyebaran pandemi penyakit virus corona (Covid-19), serta membangkitkan lagi perekonomian yang mengalami resesi. Total stimulus yang sudah digelontorkan nyaris SG$ 100 miliar.
Singapura berbeda dengan negara maju lainnya yang harus membiayai stimulus fiskal dengan berhutang, menaikkan rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB).
Singapura mampu membiayai pengeluaran fiskal berkat surplus anggaran yang dimiliki selama bertahun-tahun.
"Kemampuan untuk menggunakan cadangan fiskal yang besar dari surplus anggaran selama bertahun-tahun jelas merupakan keuntungan bagi Singapura," kata Vishnu Varathan, kepada ekonom dan strategi di Mizuho Bank, sebagaimana dilansir Bloomberg News.
Selain itu, Bank investasi ternama, Morgan Stanley pada pertengahan tahun lalu mengatakan Singapura sebagai tempat aman (safe place) di tengah ketidakpastian ekonomi saat ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Pagi Jeblok Siang Naik, Ini Penyebabnya!
