Roundup

Mega Merger Chandra Asri, China-Korea Bikin Pabrik Baterai RI

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
15 October 2020 08:40
Doc.Chandra Asri
Foto: Doc.Chandra Asri

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham domestik melaju di teritori positif pada perdagangan Rabu kemarin (14/10). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,84% ke level 5.176,09.

Data perdagangan mencatat, nilai transaksi mencapai Rp 12,15 triliun dengan beli bersih asing sebesar Rp 39,53 miliar.

Beberapa saham yang banyak diperdagangkan cukup besar antara lain, ANTM (Antam), KAEF (Kimia Farma), BBCA (BCA) dan TOWR (Sarana Menara).

Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai perdagangan Kamis (15/10/2020):

1.Mega Merger Perusahaan Prajogo Pangestu Senilai Rp 53 T

Emiten petrokimia milik taipan Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) akan melakukan merger dengan PT Styrindo Mono Indonesia (SMI) yang sahamnya juga dipegang 100% oleh perseroan.

Berdasarkan prospektus perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Chandra Asri akan menjadi perusahaan penerima alias survivor entity dan tetap menjadi perusahaan terbuka dengan kode saham TPIA.

SMI berkedudukan di Jakarta Barat, didirikan dengan status sebagai perusahaan penanaman modal asing berdasarkan Akta Nomor 388 tanggal 23 Juni 1990.

2.China-Korea Buat Pabrik Baterai Rp292 T, Begini Rencana Erick

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyebut dua produsen baterai electric vehicle (EV) terbesar dunia saat ini tengah berminat untuk bergabung dalam rencana hilirisasi nikel Indonesia melalui pembangunan pabrik baterai EV.

Proyek pabrik baterai kendaraan listrik ini diperkirakan akan bernilai sebesar US$ 20 miliar (Rp 296 triliun, asumsi kurs Rp 14.800/US$). Nilainya lebih besar dari perkiraan Holding BUMN Pertambangan atau MIND ID yakni sebesar US$ 12 miliar.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan dua perusahaan tersebut adalah Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL) dari China dan LG Chem Ltd asal Korea Selatan.

3.KRAS Tambah Modal Rp 3 T, Siap-siap Saham Publik Terdilusi!

Emiten baja milik BUMN, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) tengah mempersiapkan diri untuk melakukan penerbitan Obligasi Wajib Konversi (OWK) yang akan dikonversi dengan saham baru perseroan melalui mekanisme Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) dalam rangka memperbaiki posisi keuangan.

Nilai penerbitan OWK atau Mandatory Convertible Bond (MCB) ini senilai Rp 3 triliun.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan menyebutkan, OWK tersebut akan dikonversi menjadi saham perusahaan dengan harga konversi mengacu pada 90% dari rata-rata harga penutupan saham dalam waktu 25 hari bursa di pasar reguler, atau satu hari sebelum tanggal konversi, dicari mana yang lebih rendah.

4.Aviva Hengkang, Grup Astra Borong Saham Asuransi Astra Life

Rencana perusahaan asuransi asal Inggris, Aviva Plc mendivestasi seluruh kepemilikan sahamnya di PT Astra Aviva Life, perusahaan patungan Aviva dan Grup Astra sudah bulat.

Grup Astra melalui anak usahanya, PT Sedaya Multi Investama (SMI) akan menjadi perusahaan yang menyerap saham Aviva Plc tersebut di Astra Life.

Berdasarkan pengumuman yang disampaikan manajemen Astra Life di situs resmi perseroan, SMI berencana untuk membeli seluruh saham yang dimiliki oleh Aviva International Holdings Limited di dalam Astra Life yaitu sebanyak 661.720 saham yang mewakili 49,99% kepemilikan.

"Rencana pengambilalihan ini telah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan [OJK]," tulis Astra Life, dikutip CNBC Indonesia, Rabu (14/10/2020).

5.Buat Bertahan Hidup, Garuda Butuh Suntikan Modal Rp 8,5 T

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) bakal segera mendapatkan suntikan modal baru dari pemegang sahamnya senilai Rp 8,5 triliun. Dana ini akan disuntikkan dengan penerbitan obligasi wajib konversi (mandatory convertible bond/MCB) senilai Rp 8,5 triliun.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra ketika dikonfirmasi mengenai rencana pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang berkaitan dengan rencana aksi korporasi tersebut.

"Yup [berkaitan dengan penerbitan MCB Rp 8,5 triliun," kata Irfan singkat kepada CNBC Indonesia, Rabu (14/10/2020).

6.Laris Manis, Penerbitan SBK Jasa Marga Tembus Rp 566 M

Emiten pengelola tol BUMN, PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) telah menerbitkan Surat Berharga Komersial (SBK) atau Commercial Paper dengan dana yang terhimpun mencapai Rp 566 miliar.

SBK atau Commercial Paper merupakan instrumen pasar uang untuk Korporasi Non-Bank berbentuk surat sanggup (promissory note) dan berjangka waktu sampai dengan satu tahun yang terdaftar di Bank Indonesia (BI).

Corporate Finance Group Head Jasa Marga Eka Setya Adrianto mengatakan, hasil penerbitan dari SBK ini akan digunakan untuk modal kerja, belanja modal serta kebutuhan perusahaan lainnya. Sebelumnya, target perolehan dana Jasa Marga dari SBK adalah Rp 500 miliar hingga Rp 1 triliun.

"Dana yang diterima hari ini telah dapat memenuhi kebutuhan working capital Jasa Marga, pada prinsipnya akan digunakan untuk modal kerja, belanja modal serta kebutuhan perusahaan lainnya," katanya dalam pernyataannya, dikutip Rabu (14/10/2020).

7.Saham Bank Permata Bergerak Liar & Masuk UMA, Ada Apa?

Bursa Efek Indonesia mengumumkan terjadinya pergerakan harga saham di luar kebiasaan (unusual market activity/UMA) PT Bank Permata Tbk (BNLI).

Kepala Divisi Pengawasan Transaksi Lidia M. Panjaitan mengatakan, pengumuman UMA tersebut tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap perundang-undangan di bidang pasar modal.

"Dengan ini kami menginformasikan telah terjadi peningkatan harga saham BNLI di luar kebiasaan," kata Lidia, mengacu keterbukaan informasi, dikutip Rabu (14/10/2020).

8.Pieter Tanuri Lepas Semua Saham Indomobil Rp 784 M

Salah satu pengusaha sukses di Tanah Air, dan mantan pemilik pabrik ban Multistrada, Pieter Tanuri, menjual seluruh saham PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) melalui perusahaan yang dimilikinya yakni PT Bina Raya Perkasa (BRP).

Direktur Utama Indomobil Sukses Internasional Jusak Kertowidjojo mengatakan BRP selaku pemegang 22% saham IMAS melepas 878.562.566 saham miliknya dengan harga penjualan Rp 892/saham.

"Total transaksi mencapai senilai Rp 783,68 miliar. Penjualan saham dilakukan pada 1 Oktober 2020, dengan tujuan realisasi keuntungan," kata Jusak dalam keterbukaan informasi di BEI, dikutip Rabu (14/10/2020).


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Simak 8 Kabar Pasar Ini Buat Panduan Cuan Awal Tahun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular