Rakyat Lelah Jadi 'Budak' Kredit, Bunga Harus Turun!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
13 October 2020 14:33
Pengunjung memelih pakaian yang dijual oleh salah satu tenant di Blok M Plaza, Jakarta, Rabu (6/3/2019). Untuk meningkatkan pengunjung manajemen Blok M Plaza merenovasi sejumlah fasilitas. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Ilustrasi Penjualan Ritel (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Di sini lah BI bisa memberikan semacam keteladanan. Benar, BI 7 Day sudah turun 100 basis poin (bps) sepanjang 2020 ke level terendah sepanjang sejarah. Namun ruang untuk turun lagi masih terbuka mengingat inflasi domestik yang 'jinak'.

Hingga September, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi sebesar 1,42% year-on-year (YoY). Jauh di bawah target BI yaitu 2-4%. Bank Dunia memperkirakan inflasi Indonesia sepanjang 2020 hanya 1,9%.

Jika BI menurunkan suku bunga acuan lagi, maka perbankan akan merespons dengan ikut menurunkan suku bunga simpanan. Setelah itu suku bunga kredit akan ikut turun.

Per Agustus, rata-rata suku bunga Kredit Konsumsi (KI) rupiah di bank komersial adalah 11,13% per tahun. Baru turun 49 bps dibandingkan posisi akhir 2019.

Untuk merangsang penurunan suku bunga KI, ada baiknya suku bunga acuan diturunkan sebagai bentuk keteladanan. Ketika bank sentral sudah membentuk iklim suku bunga rendah, maka akan ada tekanan bagi perbankan untuk menyesuaikan diri.

Walau belum ada data resmi, tetapi Indonesia sudah hampir pasti mengalami resesi ekonomi pada kuartal III-2020. Apabila ekonomi belum pulih, maka risiko kontraksi kembali terjadi pada kuartal IV-2020 bukan omong kosong.

Pemulihan itu harus didukung oleh seluruh pihak. Pemerintah harus membuat stimulus fiskal lebih efektif lagi dengan penyerapan yang optimal. Sementara otoritas moneter perlu menggelontorkan kebijakan akomodatif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular