Anak Buah Menkeu Minta Resesi Jangan Disia-siakan, Maksudnya?

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
13 October 2020 10:48
Menteri Keuangan Sri Mulyani (Dok. Biro KLI-Kemenkeu/ Bayu)
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani (Dok. Biro KLI-Kemenkeu/ Bayu)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan, Indonesia sudah mengalami resesi sejak terjadi perlambatan ekonomi di awal tahun lalu. Apalagi setelah kuartal II tahun ini, pelemahan ekonomi semakin dalam.

Namun, ia menekankan, resesi tidak perlu ditakuti melainkan harus dijadikan sebagai suatu kesempatan. Kesempatan untuk memperbaiki perekonomian agar bisa lebih berdaya tahan dibandingkan sebelumnya.

"Tapi resesi jangan sampai disia-siakan. Resesi sesuatu yang harus dihadapi dan dimanfaatkan. Saat resesi adalah saat terbaik untuk melihat yang harus diperbaiki dari kondisi ekonomi. Kita transformasi agar semakin kuat setelah keluar dari resesi," ujarnya melalui media briefing virtual, Senin (12/10/2020).

Menurutnya, pandemi Covid-19 yang menyebar di seluruh negara di dunia membuat perekonomian turun tajam tak terkecuali Indonesia, di mana pada kuartal I perekonomian melambat yang tercatat tumbuh hanya 2,97% dan pada kuartal II anjlok lebih dalam menjadi minus 5,32%.

"Tantangan kita berat, Covid-19 masih eskalasi meningkat, sebabkan pertumbuhan ekonomi kontraksi dan jelas ini sebabkan investasi dan konsumsi menurun. Ini jadi ancaman bagi perekonomian tahun ini dan mungkin jadi ancaman tahun depan," kata dia.

Oleh karenanya, ia melihat perbaikan di kuartal III menjadi sangat penting. Kebijakan pemerintah yang diarahkan untuk pemulihan ekonomi harus terus dimaksimalkan agar perekonomian di kuartal III tidak jatuh sedalam kuartal sebelumnya.

"Banyak reformasi yang dilakukan dalam beberapa tahun dan akan terus dilanjutkan," jelasnya.

Sebelumnya, Pemerintah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2020, dari yang tadinya diperkirakan -0,4% sampai 2,3%, direvisi menjadi -1,1% hingga 0,2%.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan ada perubahan dari proyeksi dari pemerintah. Seperti diketahui, pada Maret-April, pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada kisaran -0,4% hingga 2,3%.

Dengan melihat data yang ada pada Juli-Agustus, pemerintah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi menjadi -1,1% hingga 0,2%.

"Berdasarkan data hingga bulan Juli dan Agustus kami perkirakan pertumbuhan ekonomi 2020 akan lebih rendah dari perkiraan bulan Maret-April yang lalu. yaitu untuk tahun 2020 ini kami perkirakan pertumbuhan ada di range -1,1% hingga 0,2%. Jadi hanya mendekati 0%," ujar Sri Mulyani dalam rapat dengan Banggar DPR, Selasa (1/9/2020).


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article LIVE! Sri Mulyani Buka-bukaan Jurus RI Hadapi Resesi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular