Anies Longgarkan PSBB, Saham Mal & Peritel Melesat Kencang

Tri Putra, CNBC Indonesia
12 October 2020 11:07
Ilustrasi mal Kota Casabelanca. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi mal Kota Casabelanca. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham mal dan peritel pada perdagangan sesi pertama Senin (10/12/20) berhasil melesat setelah dicabutnya rem darurat PSBB di Ibukota oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Selain restoran kini dapat kembali menerima tamu dine-in, bioskop juga diijinkan kembali beroperasi oleh DKI 1. Sentimen ini tentunya direspons positif oleh para pelaku pasar karena pusat perbelanjaan dan peritel yang biasanya menjadi tenant di mal notabene diuntungkan dengan dibukanya kembali bioskop dan diijinkanya restoran untuk makan ditempat, yang tentunya dapat meningkatkan pengunjung mal.

Berikut gerak saham mal dan ritel pada perdagangan sesi pertama hari ini.

Data perdagangan mencatat semua saham mal yang dipantau berhasil melesat pada perdagangan hari ini.

Kenaikan saham mal hari ini dipimpin oleh PT Pakuwon Jati Tbk (PWON). Emiten pemilik mal Kota Kasablanka dan Gandaria City ini berhasil terbang tinggi 4,2% ke level Rp 398/unit.

Sementara itu untuk emiten peritel, juara satu jatuh kepada konglomerasi peritel kawakan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI). Emiten pemegang hak merk Zara dan Starbucks di Indonesia ini berhasil melesat 7,4% ke level Rp 650/unit.

Sebelumnya diberitakan Pemprov DKI Jakarta memutuskan mengurangi kebijakan rem darurat secara bertahap dan memasuki Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Masa Transisi dengan ketentuan baru selama dua pekan ke depan, mulai tanggal 12 - 25 Oktober 2020.

Hal ini dilakukan berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi DKI Jakarta.

Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyampaikan, keputusan ini didasarkan pada beberapa indikator, yaitu laporan kasus harian, kasus kematian harian, tren kasus aktif, dan tingkat keterisian RS Rujukan COVID-19.

"Yang terjadi selama satu bulan ini adalah kebijakan emergency brake (rem darurat) karena sempat terjadi peningkatan kasus secara tidak terkendali yang tidak diharapkan. Setelah stabil, kita mulai mengurangi rem tersebut secara perlahan, secara bertahap. Kami perlu tegaskan bahwa kedisiplinan harus tetap tinggi sehingga mata rantai penularan tetap terkendali dan kita tidak harus melakukan emergency brake kembali," terang Anies, pada Minggu (11/10).


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Digitalisasi Picu Investor Ritel Domestik Bursa RI 'Meledak'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular