
Melesat Pekan Ini, Harga Minyak Mentah Masih di Atas US$ 40

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia pada pekan ini melesat dan kembali ke atas US$ 40/barel.
Melansir data Refinitiv, harga minyak Brent sepanjang pekan ini melonjak 9,1% ke US$ 42,85 per barel. Sementara minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) melesat 9,5% ke US$ 40,6 per barel.
Walaupun sempat terkoreksi, harga minyak masih tertahan di atas US$ 40/barel. Hal ini dipicu oleh beberapa faktor yang mempengaruhi pasokan minyak.
Diantaranya kabar bahwa Trump mulai melunak dan kemungkinan kesepakatan soal stimulus bantuan Covid-19 di AS akan terjadi dalam waktu dekat setelah sebelumnya Presiden AS itu membatalkan negosiasi sampai pemilu berakhir.
Ketua bank sentral AS the Fed, Jerome Powell, terus menyerukan pentingnya stimulus fiskal guna mendongkrak perekonomian. Stimulus ini diharapkan juga mampu mendongkrak permintaan minyak.
Reuters melaporkan bahwa dengan anjloknya harga minyak dan masih lemahnya permintaan Arab Saudi kemungkinan tidak akan serta merta meningkatkan pasokan tahun depan.
Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC) kini menghadapi masalah yang datang dari peningkatan produksi di Libya sebagai salah satu anggota OPEC yang dibebaskan dari kesepakatan pemotongan produksi, serta peningkatan kasus virus corona di banyak wilayah di dunia.
Harga minyak juga mendapat dukungan dari adanya penghentian produksi di Laut Utara Norwegia karena aksi pemogokan pekerja.
Reuters melaporkan perusahaan minyak dan pejabat tenaga kerja mengatakan mereka akan bertemu dengan mediator yang ditunjuk negara pada hari Jumat dalam upaya kedua belah pihak berharap akan mengakhiri pemogokan yang mengancam kelangsungan produksi minyak dan gas Norwegia sekitar 25%.
Pasar juga mendapat dukungan dari fenomena Badai Delta yang diperkirakan akan meningkat menjadi badai Kategori 3 yang kuat di Pantai Teluk. Hampir 1,5 juta barel produksi harian dihentikan.
"Badai Delta adalah peristiwa pasokan minyak mentah, dan dengan semua produksi Teluk Meksiko ini menjadi offline, kami mungkin akan kehilangan lebih dari 5 juta barel minyak mentah karena badai," kata Andrew Lipow, Presiden Asosiasi Minyak Lipow di Houston , Texas.
Kemungkinan masih berlanjutnya upaya pemangkasan produksi minyak serta adanya disrupsi pasokan dalam jangka waktu dekat akibat cuaca masih membuat harga minyak bertahan di US$ 40/barel.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Efek Virus Corona Gelombang II di China, Minyak Mentah Merana