Heroik di Penghujung Sesi II, IHSG Melesat ke Atas 5.000

Tri Putra, CNBC Indonesia
07 October 2020 15:37
Pengunjung melintas di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Kamis, 12 Maret 2020. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 5,01% ke 4.895,75. Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dihentikan sementara (trading halt) setelah  Harga tersebut ke 4.895,75 terjadi pada pukul 15.33 WIB.  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: IHSG Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu (7/10/20) ditutup di zona hijau 0,10% di level 5.004,532. Sukses ditutup di atas level psikologisnya 5.000 setelah seharian berkutat di zona merah.

Kenaikan IHSG hari ini meskipun terjadi demonstrasi dan mogok kerja buruh yang berlarut-larut akibat disahkanya Omnibus Law dan negosiasi paket stimulus di Amerika Serikat (AS) yang disetop Presiden AS, Donald Trump.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 411 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 16,8 triliun, transaksi cukup besar hari ini karena muncul dua transaksi jumbo di pasar negosiasi yakni PT Bank Permata Tbk (BNLI) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO).

Dari dalam negeri, cadangan devisa Indonesia dilaporkan turun pada September 2020 dibandingkan sebulan sebelumnya. Penurunannya pun cukup dalam, nyaris US$ 2 miliar.

Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa per akhir bulan lalu sebesar US$ 135,2 miliar. Anjlok dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat US$ 137 miliar. Meskipun turun angka ini lebih baik daripada konsensus yang memperkirakan angka cadangan devisa bakal di level US$ 134,1 miliar.

"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 9,5 bulan impor atau 9,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," sebut keterangan tertulis BI, Rabu (7/10/2020).

Saham yang paling banyak dilego asing hari ini adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan jual bersih sebesar Rp 380 miliar dan PT Perusahaan Gas negara Tbk (PGAS) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 30 miliar.

Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing hari ini adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan beli bersih sebesar Rp 67 miliar dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan net buy sebesar Rp 37 miliar.

Dari dalam negeri, aksi demo di beberapa tempat yang memanas dan mogok nasional masih akan membagikan sentimen negatif bagi investor. Efek jangka panjang UU Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja (Ciptaker) untuk sementara tertunda oleh efek jangka pendek penolakan buruh. 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular