Buruh Lanjut Mogok, IHSG Nyusruk ke Zona Merah!

Tri Putra, CNBC Indonesia
07 October 2020 12:04
Aksi Vandalisme saat aksi penolakan Omnibus Law di depan gedung  DPR RI. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Aksi Vandalisme saat aksi penolakan Omnibus Law di depan gedung DPR RI. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu (7/10/20) dibuka merah 0,45% di level 4.976,56. Setelah sempat liar dan naik ke zona hijau sebanyak 2 kali pada awal perdagangan sesi pertama, IHSG akhirnya ditutup sementara minus 0,63% di level 4.967.

Penurunan hari IHSG hari ini dampak dari demonstrasi dan mogok kerja buruh yang berlarut-larut akibat disahkanya Omnibus Law dan negosiasi paket stimulus di Amerika Serikat (AS) yang disetop Presiden AS, Donald Trump.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 346 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 13,7 triliun.

Dari dalam negeri, cadangan devisa Indonesia dilaporkan turun pada September 2020 dibandingkan sebulan sebelumnya. Penurunannya pun cukup dalam, nyaris US$ 2 miliar.

Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa per akhir bulan lalu sebesar US$ 135,2 miliar. Anjlok dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat US$ 137 miliar. Meskipun turun angka ini lebih baik daripada konsensus yang memperkirakan angka cadangan devisa bakal di level US$ 134,1 miliar.

"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 9,5 bulan impor atau 9,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," sebut keterangan tertulis BI, Rabu (7/10/2020).

Saham yang paling banyak dilego asing hari ini adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan jual bersih sebesar Rp 288 miliar dan PT Astra Internasional Tbk (ASII) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 11 miliar.

Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing hari ini adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan beli bersih sebesar Rp 42 miliar dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dengan net buy sebesar Rp 5 miliar.

Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup anjlok pada perdagangan Selasa (6/9/2020), menyusul keputusan sepihak Presiden AS Donald Trump untuk menghentikan negosiasi stimulus dengan Partai Demokrat.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 375,9 poin (-1,3%) pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) ke 27.772,76, dan longsor setelah Trump mencuitkan pesan penghentian negosiasi.

"Aku telah memerintahkan perwakilanku untuk berhenti bernegosiasi sampai dengan pemilihan presiden usai. Secepat mungkin setelah aku menang, kita akan meloloskan UU Stimulus yang terfokus pada pekerja keras di AS dan usaha kecil," tutur Trump dalam cuitannya.

Cuitan itu membalik bursa saham, yang sempat menguat hingga lebih dari 200 poin.

Indeks S&P 500 melemah 1,4% ke 3.360,95 berbarengan dengan Nasdaq yang turun 1,61% ke 11.154,6. Padahal, keduanya sempat menguat sebelum aksi cuit Trump.

Dari dalam negeri, aksi demo di beberapa tempat yang memanas dan mogok nasional masih akan membagikan sentimen negatif bagi investor.

Efek jangka panjang UU Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja (Ciptaker) untuk sementara tertunda oleh efek jangka pendek penolakan buruh. 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular