
Selain KPR, BTN Bakal Genjot Kredit Konstruksi & Proyek BUMN

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank BUMN yang fokus pada pembiaayan perumahan, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), akan menerapkan strategi diversifikasi pembiayaan di kuartal keempat. Selain pada pembiayaan KPR, perseroan juga mengincar pembiayaan di segmen konstruksi dan proyek BUMN.
Direktur Utama BTN, Pahala Nugraha Mansury mengatakan, secara proporsi, BTN masih tetap memprioritaskan pembiayaan untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebesar 50-60%, kredit konstruksi 20% dan selebihnya proyek BUMN yang strategis seperti kelistrikan 20%.
Saat ini, kata Pahala, BTN juga sudah mendapat penempatan dana dari pemerintah melalui program pemulihan ekonomi nasional (PEN) sebesar Rp 10 triliun dalam dua tahap, masing-masing sebesar Rp 5 triliun.
Pada tahap pertama, BTN sudah mengakselerasi kredit sebesar Rp 15 triliun dalam pembiayaan pada akhir September lalu.
"Melalui dana tambahan Rp 5 triliun, total dana ditempatkan mencapai Rp 10 triliun, dengan ada tambaan tersebut, sesuai komitmen sampai akhir tahuh penyaluran pembiayaan bisa melampui Rp 30 triliun," kata Pahala Mansury, dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Selasa (6/10/2020).
Dia melanjutkan, tujuan dana PEN adalah untuk menyalurkan kepada sektor-sektor produktif yang bisa memberikan efek pengganda (multiplier effect) terhadap perekonomian, seperti sektor perumahan yang pada tahun ini diperkirakan akan menciptakan 1,5 sampai dengan 2 juta lapangan kerja baru dengan asumsi pembangunan 350 ribu sampa 400 ribu rumah baru baik rumah subsidi maupun nonsubsidi.
"BTN juga aktif mendorong kredit konstruksi selain mendorong demand KPR. Lainnya seperti [proyek BUMN] kelistrikan yang butuh pendanaan," ujar Pahala.
Sekadar informasi saja, pada tahun ini BBTN memangkas pertumbuhan kredit menjadi hanya sebesar 3-4% saja dari proyeksi sebelum pandemi di kisaran 7%-8%. Untuk tahun depan, Pahala memperkirakan, pertumbuhan kredit bisa kembali terdongkrak sejalan dengan rencana pemerintah menambah kuota KPR bersubdisi.
"2021 kredit bisa pelan pelan akan bisa pulih kembali, ke 10% masih agak sulit, kami perkirakan 7-7,5% di tahun 2021. Kalau ada rencana penambahan jumlah kuota KPR subdisi, ini akan bisa capai di 2021," ujarnya.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Target Jadi Bank KPR Terbaik di ASEAN, Ini Strategi BTN