
Cek Dulu Guys! 5 Saham Tercuan & Terboncos Sepekan

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam sepekan terakhir (28 September-2 Oktober) tercatat minus 0,39% setelah ditutup pada Jumat di level 4.926,73. Penutupan pada Jumat itu juga terkoreksi 0,85%.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), di tengah koreksi IHSG dalam sepekan, saham-saham dengan nilai kapitalisasi di bawah Rp 1 triliun kembali memimpin klasemen top gainers sepekan lalu.
Lima saham dengan kenaikan harga paling tinggi sepanjang minggu ini memberikan imbal hasil yang fantastis.
Misalnya, ketika IHSG terkoreksi 0,39%, saham PT Aesler Grup Internasional Tbk (RONY) melesat 129%.
Perseroan ini merupakan salah satu emiten yang bergerak di bidang aktivitas arsitektur, penyelesaian konstruksi bangunan, aktivitas arsitektur dan keinsinyuran serta konsultasi teknis, dan aktivitas perancangan khusus.
RONY didirikan pada 2017 dan melantai di bursa pada 9 April lalu. Kini perusahaan tersebut memiliki nilai kapitalisasi pasar Rp 55 miliar. Saat awal-awal pascapencatatan saham perdana (initial public offering/IPO), harga saham RONY meroket sampai ke titik tertinggi di Rp 354/saham.
Saham dengan apresiasi harga tertinggi kedua adalah PT Ancora Resources Tbk (OKAS) yang terafiliasi dengan mantan menteri perdagangan era Presiden SBY, Gita Wirjawan.
Dalam sepekan saham ini melesat 97%. Setelah sempat terjerembab di level gocap, kemudian OKAS mulai bergerak naik. OKAS baru reli tak terbendung dalam tiga hari terakhir. Dalam sehari harga saham OKAS bisa melesat sampai lebih dari 25%.
OKAS bergerak dalam kegiatan pertambangan, perdagangan, transportasi, pertanian, industri, konstruksi dan aktivitas jasa.
Di peringkat ketiga ada emiten yang bergerak di sektor industri perkapasan, kosmetik dan kesehatan yaitu PT Cottonindo Ariesta Tbk (KPAS). Emiten ini awalnya termasuk ke dalam saham gocap.
Saham ini mulai bangkit dari level gocap pada 3 hari perdagangan terakhir. Sepanjang pekan lalu, harga saham KPAS melesat dari Rp 50/saham menjadi Rp 84/saham atau mencatatkan capital gain sebesar 68%.
Saham gocap lain yang juga bangkit adalah saham PT Ginting Jaya Energi Tbk (WOWS). Perusahaan bergerak dalam bidang jasa penunjang kegiatan operasional kerja ulang sumur dan perawatan sumur minyak dan gas.
WOWS mulai bangkit pada pertengahan Juli dan menyentuh level tertingginya di Rp 113/unit dalam enam bulan terakhir. Meski melesat 44% pekan ini, WOWS masih belum kembali ke level pra pandeminya.
Terakhir ada saham PT Sinergi Inti Plastindo Tbk (ESIP) yang naik 41% sepekan. Perusahaan bergerak di bidang industri dari plastik untuk pengemasan, industri barang plastik, perdagangan besar karet dan plastik, perdagangan besar produk lainnya, dan perdagangan besar berbagai macam barang.
Daftar Lima Saham Top Gainers Sepekan (28 Sept-2 Okt)
Nama Perusahaan | Kode Emiten | Harga Sebelum | Harga Sesudah | Perubahan (%) |
Aesler Grup Internasional | RONY | 96 | 220 | 129 |
Ancora Resources | OKAS | 76 | 150 | 97 |
Cottonindo Ariesta | KPAS | 50 | 84 | 68 |
Ginting Jaya Energi | WOWS | 54 | 78 | 44 |
Sinergi Inti Plastindo | ESIP | 145 | 204 | 41 |
Table: Tirta Citradi Source: IDX Statistics
Meski memberikan imbal hasil melalui capital gain yang sangat fantastis, tetapi harus berhati-hati ya.
Hal ini terutama bagi yang cenderung kurang berani mengambil risiko. Jika memang benar-benar ingin berinvestasi pilihlah saham-saham dengan fundamental bagus, valuasi yang murah dan likuiditas tinggi.
Di sisi lain, CNBC Indonesia juga merangkum saham-saham dengan koreksi cukup besar.
Ketika IHSG terkoreksi 0,39% sepekan, saham-saham domestik penghuni klasemen top losers pekan lalu memberikan imbal hasil sampai ada yang minus 30%.
Saham tersebut adalah saham PT Soho Global Health Tbk (SOHO) yang baru melantai di September lalu. Harga penawaran perdana saham SOHO berada di angka Rp 1.820/saham.
Setelah ditransaksikan di bursa, harga saham SOHO terus melesat. Saking tingginya, saham ini masuk radar bursa dan masuk kategori Unusual Market Activity (UMA). Bahkan saham ini sempat disuspensi BEI pada 22 September lalu.
Namun setelah suspensi dibuka sehari setelahnya, harga saham SOHO kembali melesat.
Jika dihitung dengan harga IPO sampai di level tertinggi pada 23 September 2020, maka return yang diberikan saham ini mencapai 796%.
Hanya saja, di hari tersebut, harga SOHO ditutup ambles. Harga penutupan tertinggi SOHO tercatat di Rp 13.600/saham. Artinya jika seseorang membelinya di harga IPO dan melepasnya di level tersebut tepat sehari sebelum suspensi, keuntungan yang diraup mencapai 647%.
Empat saham lain yang menjadi top losers pekan lalu adalah saham-saham dengan nilai kapitalisasi pasar yang kecil. Di peringkat kedua ada saham PT Sejahtera Bintang Abadi Tekstil Tbk (SBAT).
SBAT bergerak di industri tekstil khususnya dalam bidang pembuatan benang dari bahan daur ulang. Kemudian ada saham PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi Tbk (JMAS) yang turun 29% setelah bangkit pada minggu kedua September.
Di peringkat keempat ada saham PT Prima Cakrawala Abadi Tbk (PCAR). Perusahaan bergerak di industri produk perikanan, khususnya kepiting yang memiliki 3 (tiga) pabrik di Semarang, Indramayu, dan Makassar.
Terakhir ada PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA) yang ambles 19% dalam sepekan. Kegiatan usaha perusahaan adalah perdagangan dan penyewaan alat berat serta after sales service.
Daftar Lima Saham Top Losers Sepekan (28 Sept-2 Okt)
Nama Perusahaan | Kode Emiten | Harga Sebelum | Harga Sesudah | Perubahan (%) |
Soho Global Health | SOHO | 10,975 | 7,700 | -30 |
Sejahtera Bintang Abadi Tekstil | SBAT | 268 | 190 | -29 |
Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra | JMAS | 187 | 133 | -29 |
Prima Cakrawala Abadi | PCAR | 422 | 328 | -22 |
Hexindo Adiperkasa | HEXA | 3,610 | 2,940 | -19 |
Table: Tirta Citradi Source: IDX Statistics
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500