
Masih Was-was, Pelaku Pasar Soroti Kesehatan Donald Trump

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,39% sepanjang pekan ini ke 4.926,734. Dalam 5 hari perdagangan, IHSG hanya menguat 1 kali pada Kamis. Investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 1,47 triliun.
Sementara itu, nilai tukar rupiah menguat tipis 0,1% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.830/US$ sepanjang pekan ini.
Meski demikian, jika dilihat lebih ke belakangan, rupiah sebenarnya dalam tren pelemahan, meski pergerakannya smooth, tidak mengalami gejolak seperti bulan Maret lalu.
Harga surat berharga negara (SBN) yang mengalami kenaikan di tenor 3, 15, dan 20 tahun, yang tecermin dari penurunan yield-nya. Untuk diketahui pergerakan yield dan harga SBN berlawanan arah, saat harga naik maka yield akan turun, begitu juga sebaliknya.
SBN tenor 3 tahun mengalami penguatan paling besar, yang terlihat dari penurunan yield-nya sebesar 8,8 basis poin menjadi 5,078%. Sementara harga SBN tenor 10 tahun yang mengalami penurunan paling besar, dimana yield-nya naik 10,4 basis poin ke 5,783%.
Kabar mengejutkan datang di perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (2/10/2020), Presiden AS Donald Trump dan Ibu Negara Melania Trump positif terpapar virus corona.
"Malam ini, Ibu negara dan saya dites dan positif Covid-19. Kami akan segera memulai proses karantina dan pemulihan kami. Kami akan melewati ini Bersama!" tutur Trump dalam social media Twitternya, Jumat (2/10/2020).
Pengumuman tersebut sontak membuat sentimen pelaku pasar kembali memburuk pada hari Jumat, perkembangan kondisi kesehatan Presiden Trump akan menjadi perhatian utama pelaku pasar pekan depan.
Kondisi Presiden Trump yang dirawat di Rumah Sakit Walter Reed dikabarkan sudah mulai membaik, oleh dokter kepresidenan, dr. Sean Conley, Sabtu waktu setempat.
"Saat ini, saya dan tim sangat senang melihat perkembangan kesehatan presiden," kata Conley sebagaimana dilansir CNBC International.
"Pada hari Kamis ia menderita batuk ringan dan hidung mampet serta kelelahan. Sekarang semuanya sudah diatasi dan kondisinya membaik," tambahnya.
Tetapi pernyataan Conley berbeda dengan seorang sumber dari Gedung Putih.
"Kondisi vital presiden dalam 24 jam terakhir sangat mengkhawatirkan, dan 48 jam ke depan menjadi sangat penting dalam hal perawatannya," kata sumber tersebut kepada beberapa wartawan yang sering ikut berpergian dengan Presiden Trump.
"Kita belum berada pada posisi penyembuhan total," kata sumber tersebut sebagaimana dilansir CNBC International.
Jika kondisi Trump benar membaik, sentimen pelaku pasar tentunya juga ikut pulih dan aset-aset berisiko berpeluang menguat termasuk IHSG, rupiah, dan SBN.
Begitu juga sebaliknya, aset-aset berisiko akan rontok dan aset safe haven kembali menjadi favorit investasi jika kondisi Trump dikatakan masih mengkhawatirkan.