Sentimen Pasar Pekan Depan

Masih Was-was, Pelaku Pasar Soroti Kesehatan Donald Trump

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
04 October 2020 22:12
Ketua DPR Nancy Pelosi merobek salinan pidato Presiden Donald Trum  (AP Photo/Alex Brandon)
Foto: Presiden Donald Trump tiba di Walter Reed National Military Medical Center, di Bethesda, Md., Jumat, 2 Oktober 2020, dengan helikopter Marine One setelah ia dinyatakan positif COVID-19. (AP / Jacquelyn Martin)

Stimulus fiskal di AS juga akan mempengaruhi pergerakan pasar finansial global. House of Representative (DPR) sudah meloloskan paket stimulus senilai US$ 2,2 triliun.

Meski demikian, paket stimulus tersebut harus lolos lagi di Senat agar bisa cair. Paket stimulus tersebut di ajukan oleh Partai Demokrat yang menguasai DPR AS, sehingga bisa lolos dengan mudah.

Tetapi Senat AS dikuasai oleh Partai Republik, sehingga masih menjadi tanda tanya apakah stimulus tersebut pada akhirnya akan cair atau kembali mandek.



Presiden Trump meski tengah menjalani perawatan, mendesak Kongres AS untuk mengesahkan stimulus fiskal guna menanggulangi pandemi Covid-19.

"AS KITA YANG LUAR BIASA MENGINGINKAN & MEMBUTUHKAN STIMULUS. BEKERJA SAMA LAH DAN SELESAIKAN. Terima kasih!" tuturnya dalam cuitan di akun Twitternya @realDonaldTrump pada Minggu dini hari tadi (04/10/2020).

Gelontoran stimulus fiskal tentunya akan mendongkrak sentimen pelaku pasar.

Sementara itu dari dalam negeri, akan dirilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada hari Selasa, cadangan devisa pada hari Rabu, dan penjualan eceran di hari Kamis.

Pada Agustus, IKK berada di 86,9. Sedikit lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 86,2.

IKK menggunakan angka 100 sebagai titik mula. Kalau masih di bawah 100, artinya konsumen belum percaya diri memandang situasi ekonomi.
Memang IKK masih jauh dari angka 100, tetapi setidaknya jika kembali mengalami kenaikan berarti perlahan ada pemulihan.

Cadangan devisa pada akhir Agustus sebesar US$ 137 miliar, naik dari posisi akhir Juli yang juga rekor tertinggi sebelumnya US$ 135,1 miliar. Cadangan devisa di bulan Agustus merupakan yang tertinggi sepanjang masa.

Penambahan cadangan devisa membuat Bank Indonesia memiliki lebih banyak amunisi untuk meredam rupiah jika mengalami gejolak. Saat stabilitas rupiah terjaga, maka investor akan lebih nyaman berinvestasi di dalam negeri. Oleh karena itu, peningkatan cadangan devisa bisa mendongkrak pasar finansial dalam negeri.

Sementara itu, penjualan ritel yang dicerminkan oleh Indeks Penjualan Ritel (IPR) mengalami kontraksi 12,3% pada Juli 2020 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).

Penjualan ritel belum bisa lepas dari kontraksi selama delapan bulan beruntun, dan di bulan Agustus sepertinya masih akan sama. Data ini berisiko menjadi sentimen negatif.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular