Emas Terbang Lagi atau Nyungsep? Ya Tergantung Kondisi Trump

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
04 October 2020 15:30
INFOGRAFIS, Pergerakan Emas Sepekan
Foto: Infografis/Pergerakan Emas Sepekan/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia mencatat penguatan 2,08% di pekan ini ke US$ 1.898,7/troy ons, bahkan sebelumnya sempat melesat ke US$ 1.916/troy ons setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump positif terpapar penyakit virus corona (Covid-19). Kinerja Emas tersebut menjadi yang terbaik dalam delapan pekan terakhir.

Pergerakan emas di pekan depan, apakah kembali terbang tinggi atau malah balik nyungsep tergantung perkembangan kondisi kesehatan Presiden Trump yang masih simpang siur.

Saat Trump mengumumkan dirinya dan Ibu Negara Melania Trump positif Covid-19, sentimen pelaku pasar langsung memburuk, aset-aset berisiko rontok, bursa saham AS berakhir melemah pada perdagangan Jumat. Dalam kondisi tersebut dan aset safe haven seperti emas menjadi alternatif investasi.


Kondisi Presiden Trump yang dirawat di Rumah Sakit Walter Reed dikabarkan sudah mulai membaik, oleh dokter kepresidenan, dr. Sean Conley, Sabtu waktu setempat.

"Saat ini, saya dan tim sangat senang melihat perkembangan kesehatan Presiden," kata Conley sebagaimana dilansir CNBC International.

"Pada hari Kamis ia menderita batuk ringan dan hidung mampet serta kelelahan. Sekarang semuanya sudah diatasi dan kondisinya membaik," tambahnya.

Tetapi pernyataan Conley berbeda dengan seorang sumber dari Gedung Putih. 

"Kondisi vital presiden dalam 24 jam terakhir sangat mengkhawatirkan, dan 48 jam ke depan menjadi sangat penting dalam hal perawatannya," kata sumber tersebut kepada beberapa wartawan yang sering ikut berpergian dengan Presiden Trump.

"Kita belum berada pada posisi penyembuhan total," kata sumber tersebut sebagaimana dilansir CNBC International.

Jika kondisi Trump benar membaik, sentimen pelaku pasar tentunya juga ikut pulih, harga emas berisiko nyungsep kembali. Begitu juga sebaliknya, emas berpotensi melesat naik lagi jika kondisi Trump dikatakan masih mengkhawatirkan.

Kondisi kesehatan presiden AS ke-45 tersebut membuat pelaku pasar cemas, apalagi dengan pemilihan presiden AS yang akan berlangsung bulan depan, tentunya menimbulkan ketidakpastian yang tinggi.

"Pemilihan presiden sekitar 1 bulan lagi, masih banyak yang tidak diketahui, apakah itu (Covid-19 yang menyerang Trump) merupakan kasus ringan, dan bagaimana ia beraksi terhadap hal tersebut," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RFO Futures.

"Jadi kita beralih ke aset safe haven yang membuat emas terangkat. Trader terlihat berhati-hati akan kemungkinan terjadinya aksi jual di pasar saham," katanya.

Selain itu, stimulus fiskal di AS juga akan mempengaruhi pergerakan emas dunia. House of Representative (DPR) sudah meloloskan paket stimulus senilai US$ 2,2 triliun.

Meski demikian, paket stimulus tersebut harus lolos lagi di Senat agar bisa cair. Paket stimulus tersebut di ajukan oleh Partai Demokrat yang menguasai DPR AS, sehingga bisa lolos dengan mudah. Tetapi Senat AS dikuasai oleh Partai Republik, sehingga masih menjadi tanda tanya apakah stimulus tersebut pada akhirnya akan cair atau kembali mandek.

"Jika ada kesepakatan, stimulus akan berpotensi membangkitkan kembali ekspektasi inflasi ke arah target sasaran bank sentral AS (The Fed), bersama dengan suku bunga bunga rendah the Fed menjadi katalis yang sangat bagus untuk emas," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities, melansir Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Emas Meroket 52% di Rezim Trump, Era Biden Bisa Gak Melesat?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular