Emas Dunia Pekan Ini Loyo Sih, Tapi Tipis-Tipis Saja

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
04 June 2022 11:30
Emas batangan
Foto: ZlaĆ„áky.cz/Pexels

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia pada perdagangan pekan ini terpantau terkoreksi cenderung tipis, di tengah masih adanya ketidakpastian akan kondisi global meski pada pekan ini sentimen pasar cenderung membaik

Harga emas dunia pada pekan ini melemah 0,11% secara point-to-point. Pada penutupan perdagangan Jumat (4/6/2022) kemarin, harga emas dunia merosot 0,93% ke level US$ 1.850,7565/troy ons.

Pelemahan emas terjadi karena imbal hasil (yield) surat utang pemerintah Amerika Serikat (AS) masih cenderung tinggi dan juga masih mengalami penguatan. Kenaikan yield akan membuat emas kurang menarik karena emas tidak menawarkan imbal hasil.

Pada Jumat siang waktu Indonesia, yield surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun menguat ke 2,92%. Level tersebut adalah yang tertinggi sejak 17 Mei 2022 atau dua pekan lebih.

Kenaikan yield ini sejalan dengan ekspektasi pasar yang memperkirakan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan menaikkan suku bunga acuan pada bulan ini. Pasar memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bp) untuk memerangi inflasi.

"Emas hanya bisa mendapatkan faktor pendorong positif jika The Fed tidak cakap dalam memerangi inflasi," tutur Peter Fertig dari Quantitative Commodity Research, seperti dikutip Reuters.

Di lain sisi, data ketenagakerjaan AS pada bulan lalu yang cenderung positif juga turut mempengaruhi pergerakan harga emas.

Sebelumnya, data tenaga kerja AS di luar sektor pertanian tumbuh 390.000 bulan lalu, atau di atas ekspektasi analis Dow Jones yang memprediksikan sebanyak 328.000 pekerjaan baru di bulan Mei.

Namun, kenaikan upah tercatat hanya sebesar 0,3% atau di bawah konsensus yang memproyeksikan kenaikan upah sebesar 0,4% dari bulan sebelumnya.

Kemarin, investor masih mengevaluasi data tenaga kerja yang dirilis oleh Automatic Data Processing Inc (ADP) yang dirilis pada Jumat pagi waktu setempat yang menunjukkan perlambatan pada perekrutan sejak pandemi.

"Data sekuat itu akan membali harapan bahwa The Fed akan mempertimbangkan menyetip sementara kenaikan suku bunga setelah Juni dan Juli, karena mengindikasikan bahwa pasar tenaga kerja masih ketat," tulis analis Sevens Report Tom Essaye dikutip CNBC International.

Sementara itu, indeks dolar AS pada pekan ini cenderung bergelombang, menandakan bahwa sikap investor masih cenderung bimbang.

Namun pada Jumat kemarin, indeks dolar AS menguat 0,34% ke level 102,169, setelah sebelumnya sempat melemah.

Emas dan dolar AS memang mempunyai korelasi negatif yang kuat. Artinya, pergerakan emas dan dolar AS saling berlawanan. Ketika dolar AS menguat, maka harga emas cenderung tertekan. Begitu pun sebaliknya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Emas Merosot Terus Nih, Ambles 4 Pekan Beruntun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular