Hantu 'Inflasi' Gentayangan, Harga Emas Malah Turun Mas Bro!

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
15 April 2022 07:50
FILE PHOTO: Gold bars are seen in this picture illustration taken at the Istanbul Gold Refinery in Istanbul March 12, 2013.  REUTERS/Murad Sezer/File Photo
Foto: Ilustrasi Emas (REUTERS/Murad Sezer)

Jakarta- CNBC Indonesia - Harga emas bergerak melemah tipis pada pembukaan perdagangan hari ini, Jumat (15/4/2022). Emas sempat menyentuh rekor tertinggi dalam sebulan setelah mengalami pergerakan yang cukup fluktuatif sejak pertengahan Maret.

Melansir Refinitiv, pada pukul 06:40 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.973,12 per troy ons. Ini melemah tipis 0,02%.

Sebenarnya, dalam sepekan, harga emas masih menguat 1,40% secara point to point. Emas juga masih menguat 1,85% secara bulanan dan melonjak 7,92% secara tahunan.

Harga emas sempat mencapai rekor tertinggi di bulan April berada di US$1.977,72 per troy ons pada 13 April 2022 atau menguat 0,57%. Level penutupan tersebut menjadi yang tertinggi sejak 11 Maret lalu atau sebulan lebih, di mana pada saat itu emas ada di level US$ 1.985,29 per troy ons.

Kendati mencapai rekor tertingginya dalam sebulan, harga emas bergerak sangat volatil dalam sebulan terakhir. Harga emas biasanya melemah di perdagangan pagi hari sebelum menguat di sore hari.


Sebelumnya, kemarin, harga emas ditutup di level US$ 1.973,51 per troy ons yang melemah 0,22%. Melansir Reuters, harga emas dunia melemah tipis saja dan masih berada di jalur untuk kenaikan mingguan.

Ini didukung oleh permintaan aset safe haven, di tengah konflik Rusia dan Ukraina. Selain itu, 'inflasi' tengah menghantui negara-negara di dunia, tidak terkecuali Amerika Serikat (AS).

AS mencatatkan inflasi tahunan sebesar 8,5% per Maret 2022, atau lebih tinggi dari inflasi tahunan bulan sebelumnya sebesar 7,9%. Indeks harga konsumen itu juga menjadi yang tertinggi sejak Desember 1981.

Tidak hanya itu, Indeks Harga Produsen (IHP) AS juga meningkat 11,2% dari tahun lalu dan naik 1,4% secara bulanan dan menjadi level tertinggi sejak November 2010. Tanda-tanda inflasi akan terus tinggi dapat menekan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk segera memperketat kebijakan moneternya.

Belum lagi, bank sentral Eropa (ECB) juga diprediksikan akan melepaskan stimulus yang besar untuk menekan inflasi yang telah melonjak di wilayahnya.

"Salah satu faktor yang memberikan daya apung pada emas dalam beberapa hari terakhir adalah minat beli yang kuat dari investor ETF (Exchange Traded Fund). Selain itu, tampaknya Rusia bersiap untuk melancarkan serangan besar di timur Ukraina, sehingga mendorong permintaan emas yang cukup besar sebagai tempat berlindung yang aman" tutur Analis Commerzbank Daniel Briesemann dikutip dari Reuters.

Emas dinilai bisa menjadi aset lindung nilai saat inflasi tinggi sehingga sang logam mulia menjadi incaran banyak orang saat inflasi melonjak. Faktor inflasi bahkan mampu menetralisir ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Emas Dunia Drop 3 Pekan Beruntun, Apa Pemicunya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular